News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kirim Surat Terbuka untuk Jokowi, Dosen Unsyiah Dukung Kapolres Aceh Utara Membina Waria

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Penampilan para wanita pria (waria) yang terciduk di lima salon Aceh Utara mulai berubah setelah mendapat pembinaan dari petugas di Mapolres Aceh Utara

Sulit kita bayangkan, bagaimana mereka mampu memanggul senjata, mengejar musuh, apalagi mengangkat meriam? Bagaimana kita sikapi ini?

Apakah tugas menjaga keamanan dan pertahanan Negara ini hanya berada pada tangan Polri dan TNI? Tentu tidak, Bapak Presiden Jokowi.

Suatu waktu, suka atau tidak suka, percaya atau tidak, kita pasti harus memobilisasi segenap potensi bangsa kita yang ada.

Bapak Presiden Jokowi yang amat saya banggakan.

Mohon maaf, sekali lagi mohon maaf Bapak Presiden, jika bait-bait terakhir ini mungkin kurang berkenan di hati Bapak.

Tanpa bermaksud membela, kebijakan yang dilakukan oleh Kapolres Aceh Utara, AKBP Untung Sangaji soal penertiban kaum Waria (bagian golongan LGBT) di Kabupaten Aceh Utara baru-baru ini, tidaklah salah.

Untuk Bapak Presiden pahami, sadar atau tidak, populasi Waria kini sudah semakin banyak dan terkesan terus berkembang, termasuk di Aceh.

Baca: Masyarakat Kediri Heboh ketika Tahu Khofifah dan Arumi Bachsin Ikut Jalan Sehat

Sebagai provinsi yang diberi kewenangan menjalankan syariat Islam, dan sedang berupaya menuju kekafahannya, tentu langkah-langkah penegakan syariat Islam sepatutnya didukung. Dibutuhkan revolusi mental juga dalam memandang persoalan ini.

Jika sebelumnya mungkin dinilai sebagai hal yang biasa, kini butuh langkah-langkah yang konkrit untuk mendudukkan persoalan dan mengembalikan kaum ini ke kodratnya yang sesungguhnya.

Menurut saya, disinilah peran pihak penguasa, termasuk yang sedang diberi amanah memimpin dan mengendalikan sebuah institusi, untuk berani bersikap dan bertindak.

Dan, sejatinya, hukum dan aturan yang ada seharusnya berpihak pada mereka yang rela mengamankan segenap upaya yang menuju pada kebaikan dan kemaslahatan bangsa ini, meski mungkin jabatan atau popularitas sebagai taruhannya.

Bapak Presiden Jokowi, pemimpin kami tercinta.

Terus terang, tidak ada yang keliru dengan kebijakan Kapolres Aceh Utara, AKBP Untung Sangaji.

Jika ditilik kewenangan Provinsi Aceh yang kian teguh menjalankan Syariat Islam, dan diacu pada syiar-syiar Islam yang tak henti-hentinya digemakan oleh para Ulama kami di Aceh, apa yang dilakukan oleh Pak Untung Sangaji sudah berada pada jalur yang benar.

Seharusnya, kita sebagai bangsa yang Ber-Ketuhanan Yang Maha Esa, dengan nilai Keimanan sebagai fondasi awal Pancasila, patut berbangga memiliki seorang Untung Sangiaji.

Manusia yang mau berkorban demi memelihara martabat bangsa ini, terutama kami di Nanggroe Aceh.

Dan, tentu saya pribadi, juga kami semua, lebih bangga lagi punya seorang presiden seperti Bapak yang sangat peduli soal pembangunan bangsa ini.

Waria yang diamankan dalam sebuah razia di Aceh, mengikuti pelatihan untuk menjadi laki-laki tulen. Mereka diminta berguling-guling. (youtube)

Saya sangat berharap agar Bapak Presiden berkenan memahami kebijakan yang telah dilakukan Kapolres Aceh Utara, AKBP Untung Sangiaji soal penertiban Kaum Waria baru-baru ini.

Perkenankan juga saya memohon agar Bapak Presiden ikhlas dalam mendudukkan masalah ini pada porsi yang wajar, apalagi kebijakan ini terjadi dan diberlakukan di Nanggroe Aceh, Tanoh Endatu, yang masih tetap berupaya menjaga kesucian daerah dan memuliakan para hamba yang berdiam disana.

Bapak Presiden Jokowi, pemimpin yang arif.

Demikian surat ini saya tulis dengan penuh keikhlasan, tanpa dipengaruhi atau dibisiki oleh siapapun, termasuk oleh AKBP Untung Sangaji sendiri.

Ini murni kata hati saya, yang tinggal jauh dari ibukota.

Kapolres Aceh Utara AKBP Untung Sangaji dan Presiden Jokowi (kolase)

Saya berharap Bapak Presiden berkenan membaca surat ini, seraya juga berharap kiranya Bapak ikhlas menindak-lanjuti harapan saya dan Rakyat Aceh yang selalu mendambakan kedamaian di Negara tercinta ini.

Menyudahi surat ini, mohon maaf, jika ada kata-kata yang kurang berkenan. Sekali lagi, mohon maaf, Bapak Presiden.

Doa dari saya, semoga Allah Subhanahu wata'ala selalu melimpahkan rahmat dan kurniaNya kepada Bapak Presiden Jokowi, Ibu Negara Iriana, para Menteri Kabinet Kerja, dan seluruh Bangsa tercinta ini. Selamat bekerja, Bapak Presiden.

Salam Anak Bangsa,

Rustam Effendi
Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Syiah Kuala
Darussalam, Banda Aceh."

Diberitakan sebelumnya, Polisi mengamankan belasan wanita pria (waria) yang bekerja di salon Pantonlabu, Kecamatan Tanah Jambo Aye dan Lhoksukon, Aceh Utara pada Sabtu (27/1/2018) malam.

Operasi Penyakit Masyarakat (pekat) yang digelar dipimpin Kapolres Aceh Utara AKBP Ahmad Untung Surianata dan dibantu petugas Wilayatul Hisbah.

Penampilan para wanita pria (waria) yang terciduk di lima salon Aceh Utara mulai berubah setelah mendapat pembinaan dari petugas di Mapolres Aceh Utara (dok Serambi)

Kapolres Aceh Utara, AKBP Ahmad Untung Surianata kepada Serambi menjelaskan, tindakan razia itu dilakukan untuk mengantisipasi terjadi hal-hal yang tidak baik ke depannya.

Apalagi banyak sekali masyarakat yang mengeluh kepada dirinya terkait praktik menyimpang di salon tersebut.

"Nah, yang saya lakukan adalah menyelamatkan mereka dengan membina mereka. Saya akan senang ketika nanti berjumpa mereka perilakunya sudah berubah," katanya.

"Mereka sekarang setelah mendapat pembinaan, sudah menjadi lelaki macho," ucap dia.

"Mohon maaf jika memang menyinggung perasaan orang lain dengan apa yang saya lakukan, tapi keinginan saya adalah untuk membina mereka agar tidak berperilaku menyimpang lagi," ujar AKBP Untung Sangaji.

Disebutkan, sebagian besar mereka yang rambutnya panjang dirapiin petugas, supaya tidak mirip wanita.

"Ya dipangkas oleh petugas rambutnya, karena sudah panjang. Selama ini mereka kerap mengekspresikan identitas gendernya sebagai perempuan, makanya kita rapiin," kata Kabag Ops.

Pihak kepolisian juga melakukan langkah-langkah lain untuk mengembalikan belasan waria itu sebagai pria yang sesungguhnya.

Polisi memulai dari suara dan langkah. Ternyata, kata Kapolres, mereka bersuara laki-laki dan bisa macho seperti pria sesungguhnya.

"Itu (waria) bahaya bagi kehidupan. Nenek moyang kita tidak ada yang waria, kenapa kita harus meniru negara lain," tegas Kapolres Aceh Utara, AKBP Untung Sangaji.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini