Bapak Joko Widodo, pemimpin yang sangat bijaksana.
Secara pribadi, saya tidak mengenal AKBP Untung Sangaji, Kapolres Aceh Utara. Saya pun tak pernah bertemu dengannya. Tak juga pernah menelepon, apalagi berbicara dengan beliau.
Saya hanya tahu sosoknya lewat aksi heroiknya dalam menyelesaikan ancaman teror, saat peristiwa di depan Sarinah Jakarta dulu.
Melalui sikap kesatrianya yang luar biasa itu, didalam hati saya, sembari selalu beristighfar jika memang saya khilaf, saya menyimpulkan Pak Untung ini memang benar-benar manusia.
Beliau adalah salah seorang anak manusia yang sengaja diutus Allah SWT untuk menegakkan kebenaran dan mencegah kemungkaran di Nusantara ini.
Bapak Presiden Jokowi yang berhati mulia.
Ketika bangsa kita sedang dihadapkan pada banyak tantangan yang tidak ringan, sementara kewajiban kita untuk membangun masa depan dan peradaban yang juga kian menantang, pelbagai persoalan justru tak pernah pupus.
Baca: KPK Batal Geledah Ruang Kerja Bupati Jombang yang Tiba-tiba Terkunci
Habis satu masalah, muncul masalah yang lain. Selesai mulus jalan di sebuah daerah, ada pula jalan berlobang di wilayah lain.
Bagus pelabuhannya, kambuh lagi korupsi dikalangan aparatnya, dan perilaku buruk semacam ini seakan tak habis-habisnya dibalik tekad kuat dan kerja keras Bapak Presiden yang, menurut saya, sangat luar biasa.
Begitupun juga, ketika Allah SWT telah begitu sempurna menciptakan makhlukNya, jelas kelaminnya, laki atau wanita, hadir pula mereka yang merasa berada diantaranya, dan jauh dari nilai-nilai sempurna.
Mereka yang seharusnya berpenampilan gagah, kekar, tegas, kini berubah menjadi sosok yang lemah gemulai, kemayu, dengan suara mendayu-dayu.
Maaf, Bapak Presiden yang amat saya hormati, gejala apa ini? Haruskah ini kita biarkan? Wajarkah jika semuanya diam dan menganggap ini hal yang lumrah atau biasa? Bagaimanakah jika jumlah kaum gemulai ini kian hari kian bertambah?
Dapatkah kita bayangkan, jika suatu waktu kita harus berperang dengan pihak Asing yang tiba-tiba menginvansi Negara kita (jika ya), bisakah kita memobilisasi mereka, kaum yang awalnya sejati lelaki, kini telah kemayu dan lemah gemulai?