News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Juru Timbang Ini Ungkap Permainan Antara Kepala Gudang Bulog dan Mitra Sudah Lumrah

Penulis: Muh Radlis
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolda Jawa Tengah Irjen Pol Condro Kirono memperlihatkan beras sitaan yang telah dioplos di Aula Ditreskrimsus Polda Jateng, Semarang, Senin (5/2/2018). Tim Satgas Pangan Polda Jateng berhasil mengungkap praktik pengoplosan beras Bulog di sebuah gudang di Kedungrejo, Kabupaten Cilacap, yang dikemas dan dijual kembali sebagai beras premium. Tribun Jateng/Hermawan Handaka

"Jumlah gudang ada empat tapi yang berisi cuma dua," katanya.

Dalam satu tumpukan itu, kata Nurul, bisa memangkas 100 ton beras apabila dipasang rongga.

"Jadi bisa dihitung sendiri berapa jumlah yang hilang. Satu gudang isinya 12 tumpukan. Ada dua gudang yang terisi, tiap tumpukan dipasang rongga yang bisa memangkas sampai 100 ton," katanya.

Nurul juga menyebut GD fiktif ini tak bisa dipisahkan permainan antara kepala gudang dan mitra Bulog.

Menurutnya, untuk mengakalinya, kepala gudang dan mitra membuat Operasi Pasar Fiktif. OP fiktif ini, kata Nurul, juga kerap dilakukan oleh mitra agar beras yang sudah dibeli dari Bulog bisa dijual ke luar pulau dengan harga yang lebih mahal.

"OP itu kan harus dari pusat, dibuatlah seolah olah itu ada OP padahal tidak ada. Seperti kehadian di Pelabuhan Tanjungmas, itu biasa dilakukan oleh mitra," katanya.

Nurul juga mengaku praktik seperti ini lumrah dilakukan di Perum Bulog se Indonesia.

"Saya meyakini praktik seperti ini dilakukan se Indonesia. Sudah lumrah itu. Saya juga meminta kepada kejaksaan agar menyelidiki keterlibatan atasan saya. Sekelas juru timbang bisa mencuri beras sebanyak itu tanpa ketahuan bagaimana caranya? Justru saya membuat rongga itu karena perintah atasan," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini