Letkol Kav Mardi Ambar, meminta maaf atas miskomunikasi yang terjadi antara petani dan pihak TNI. Menurutnya, permasalahan tersebut muncul karena kesalahpahaman.
Menurutnya, prajuritnya tidak menahan dan penangkapan gabah milik pengusaha dari petani. Prajurit hanya mengarahkan pedagang untuk menjualnya ke Bulog.
"Hasil koordinasi kami dengan Bulog, gabah dari Maros harus diserap maksimal. Kami khawatir, jika target produksi tidak tercapai, maka akan terjadi impor beras. Makanya kami harus turun tangan," katanya.
Mardi menyampaikan, stok beras di gudang bulog masih sedikit. Dia khawatir, jika gabah dijual keluar, maka target serapan tidak tercapai.
Dia berjanji, untuk sementara, pihaknya tidak akan melakukan sweeping pengangkut gabah di jalan. TNI akan menunggu aturan mengenai harga gabah.
"Kami juga sudah bertemu dengan pak Bupati untuk membahas ini. Untuk sementara, kami akan menunggu Perbup terkait harga gabah. Jadi mulai hari ini, silahkan mengangkut seperti biasanya," katanya.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Gabahnya Ditahan Tentara, Puluhan Petani Serbu Markas Kodim Maros