News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah 73 Hari Pencarian Bonita, Harimau Sumatera yang Tewaskan Dua Warga Inhil

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Tim terpadu tampak masih melakukan penyisiran di lokasi tertembak biusnya Bonita di Areal Kebun Tembesu PT THIP Desa Tanjung Simpang, Kecamatan Pelangiran, Kabupaten Inhil.

"Dosis obat bius disesuaikan dengan berat badan Bonita, yang kita taksir sekitar 70 kilogram," tambah Dita.

Meski demikian, pihaknya akan terus berusaha melakukan penyelamatan terhadap Bonita.

Kini telah memasuki hari ke 73.

Baca: DTS Pasang Cincin Nikah ke Sembilan Wanita, Kali Ini Jari Korbannya Nyaris Diamputasi

Meski telah dilakukan berbagai macam cara, Bonita belum berhasil ditangkap untuk diselamatkan.

Makan Umpan
Seekor umpan kambing yang dipasang tim gabungan penyelamat Harimau Sumatera akhirnya dimakan oleh Bonita, Sabtu (17/8/2018) lalu.

Hal ini disampaikan Kepala Bidang Wilayah I BBKSDA Riau Mulyo Hutomo kepada Tribun di Kantor BBKSDA Riau, Senin (19/3/2018).

Dijelaskan Hutomo, umpan kambing itu memang sengaja ditempatkan di daerah jelajah Harimau Sumatera betina yang diberi nama Bonita tersebut.

"Kita menggunakan umpan kambing yang sekarang tidak lagi hanya kita pasang di box trap. Tapi umpan kambing itu kita ikat di sekitar sawit yang menjadi tempat yang dilalui oleh Bonita, tapi dipantau oleh tim. Dengan begitu bila ia mangsa satwa umpan, kita bisa lakukan penembakan, jadi yang hari Jumat itu dilakukan penembakan saat itu malam, lalu Sabtu sore kambing sudah dimangsa oleh Bonita," kata Hutomo.

Dikisahkannya, distribusi peralatan untuk pembiusan sudah dilaksanakan sejak hari Kamis (15/3/2018) lalu.

Tim penembak pun sudah terpisah menjadi tiga tim agar efektif.

Baca: Sindikat Hacker Bobol Grab Rp 6 Miliar di Jateng

"Jumat pagi sudah diterima dan Jumat malam sudah digunakan," ujar Hutomo, namun sayang meski berhasil ditembak bius, Bonita secara cepat sadar dan kabur.

"Informasi lapangan dari dokter tim pada fase pertama penembakan, kita gunakan dosis terendah, itu sebetulnya masih ideal. Jadi dosis rendah itu dimaksudkan agar gerakannya melemah kemudian dilakukan penembakan kedua. Namun apa daya, karena halangan medan waktu itu, mobil tim terpuruk tidak bisa maju, itulah yang menghambat kita tidak bisa melakukan penembakan selanjutnya (kedua) pada malam itu," jelasnya.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini