Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Christoper D
TRIBUNNEWS.COM, KUKAR - Hujan deras yang melanda hampir seluruh wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) sejak Rabu (21/3/2018) malam, membuat sebagian besar kabupaten dan kota terendam banjir.
Tak hanya kawasan ibu kota Kaltim (Samarinda) saja yang terendam banjir, namun juga kawasan Kutai Kartanegara, tepatnya di Kecamatan Loa Kulu.
Bahkan, ketinggian air telah mencapai atap rumah warga, dengan ketinggian sekitar 4 sampai 5 meter.
Dari data sementara yang diperoleh Tribun Kaltim di lokasi banjir, terdapat dua desa yang terendam banjir, yakni Desa Jembayan Dalam dan Desa Sei Payang.
Di Desa Jembayan Dalam, terdapat dua RT yang terdampak, yakni RT 1 dan RT 2 yang berada di Dusun Lembonang.
Baca: PDIP Godok Tiga Nama Kader Terbaiknya untuk Dampingi Jokowi
Sedangkan di Desa Sei Payang, terdapat 20 RT yang terdampak banjir, yang berada di lima dusun, di antaranya Dusun Sentuk, Dusun Untab, Dusun Beroak, Dusun Rempanga dan Dusun Donomulyo.
Terdapat sekitar 2080 jiwa dari 520 Kepala Keluarga (KK) di Desa Sei Payang yang menjadi korban banjir dan harus mengungsi terlebih dahulu.
"Sungai Payang meluap karena hujan yang cukup deras, sudah beberapa hari ini banjir, tapi saya baru dua hari mengungsi," ucap Hayat (50), warga RT 12 desa Sei Payang, Sabtu (24/3/2018).
Dia menjelaskan, hampir semua warga Desa Sei Payang mengungsi, pasalnya rumah tempat tinggal warga nyaris tidak dapat ditempati saat ini, karena tingginya air.
"Tenggelam semua, air sudah sampai ke atap, jadi mengungsi dulu. Ada yang di tempat keluarga, ada yang di kantor desa, dan rumah warga lain yang tidak terkena banjir," ucapnya.
Baca: Jenia Tak Menyangka Jasad Tergantung di Pohon Belakang Rumahnya Ternyata Sang Suami
Sementara itu, dari pantauan di lokasi banjir, sekitar pukul 22.00 Wita, Sabtu (24//2018) malam, sejumlah perahu, termasuk perahu karet standby di titik banjir guna mengantar warga keluar masuk ke dalam pemukiman.
Di sekitar lokasi banjir juga terdapat dua tenda besar, yang dipergunakan untuk menampung warga.
Kendati demikian banyak warga yang lebih memilih mengungsi ke masjid, serta rumah warga yang tidak terdampak banjir.
Sementara itu, Hamsan (60) warga RT 4 Desa Sei Payang menjelaskan, dia dan enam anggota keluarganya lebih memilih meninggalkan rumahnya.
Pasalnya selain karena banjir yang telah menggenangi seisi rumah, dia juga takut adanya kemunculan buaya.
Baca: Nyanyian Setya Novanto soal Puan Maharani dan Pramono Anung Bahayakan KPK
"Di Sungai Payang ini kan ada buaya, itu juga yang kami khawatirkan. Tapi semenjak banjir ini tidak pernah ada kemunculan buaya," ucapnya.
Dia menuturkan, akibat banjir tersebut, dia mengalami kerugian hingga Rp 40 jutaan lebih.
Sebab banyak barang dagangan Hamsan yang terendam banjir, ditambah dengan barang-barang elektroniknya yang tak luput dari genangan air.
"Saya jualan sembako dan kebutuhan sehari-hari warga, ya banyak yang terendam, belum lagi ditambah barang elektronik, ada Rp 40 jutaan lah kerugian saya," ucap pria asal Melak, Kutai Barat itu.
Parahnya lagi, Hamsan menyayangkan hingga saat ini dia dan keluarganya belum menerima bantuan dari pihak mana pun.
"Saya tidak tahu kalau ada bantuan, yang jelas saya belum ada terima bantuan," kata dia.