"Saya heran juga mengapa tunduk pada apa yang disampaikannya. Mulai tahun lalu, saya mencari orang yang mau jadi honorer. Tapi, molor terus dan tidak jelas, saya tanya bagaimana Pak kenapa molor terus? Namun, tidak ada jawaban pasti dan sekarang Iwan tidak bisa dihubungi," ujarnya.
Ia menjelaskan, setelah berulang kali meminta kejelasan, Iwan membuat surat pernyataan menerima uang serta berkas. Lalu, para saksi yang merupakan orangtua dari pemohon pegawai honorer meneken surat perjanjian.
"Uang saya ada Rp 5 juta dipinjam sama Iwan. Sekarang nomor ponselnya enggak aktif lagi. Saya enggak tahu IS kerja di dinas apa. Saya herannya nurut saja, padahal masalah ini cukup riskan kalau didengar banyak orang," ungkapnya.
Saat ditanya tanda tangan di kuitansi berbeda dengan di surat pernyataan, Anda melakukan penipuan? Ia membantah ada perbedaan paraf di surat pernyataan dan kuitansi yang ditekennya.
"Sama semua, tidak ada yang berbeda, tanda tangan saya memang begitu. Surat pernyataan itu diberikan Iwan di dekat Lapangan Segitiga Lubukpakam. Saya duluan yang tanda tangan, setelah saya kasih ke Waluyo," ujarnya.
Bahkan, pria berbadan gempal tersebut bersumpah tidak berbohong kepada puluhan calon honorer.
"Tidak ada rekayasa, demi Allah tidak ada penambahan serta rekayasa. Mungkin saya terkecoh dengan penampilan Iwan yang rapi, pakai lobe dan berwibawa karena menggunakan mobil. Saya baru tersandar pada Januari dan Februari, ternyata Iwan tidak ada bekerja di kantor bupati," katanya. (tio)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Calo Honorer Akui Terima Ratusan Juta, Setor ke Orang yang Mengaku ASN di Kantor Bupati,