Berangkat dari hal tersebut, Akhirnya Subagio mengembangkan sistem produksi di Kabupaten Trenggalek pada 2006, dari pembentukan koperasi, pembentukan klaster dan sistem bisnis melibatkan jaringan kelompok tani.
Teknik tersebut ia sebar ke seluruh nusantara. Saat ini pabrik Mocaf telah berdiri di Solo dengan kapasitas 1.000 ton/bulan.
Kehadiran pabrik pengolah Mocaf menyebabkan munculnya berbagai jenis usaha yang juga dibinanya yakni bengkel, anyaman bambu, penjual singkong dan pengolahan kue.
PT Bangkit Cassava Mandiri yang berpusat di Solo itu saat ini melibatkan ribuan tenaga kerja yang tersebar di cluster-cluster du Jawa dan Kalimantan.
Mocaf sendiri adalah tepung singkong yang dapat digunakan sebagai bahan dasar berbagai olahan makanan. Seperti kue, mie, bakso dan berbagai makanan lainnya.
Karya fenomenalnya ini akhirnya dinobatkan menjadi salah satu dari 19 Karya Unggulan Teknologi Anak Bangsa oleh Kementrian RISTEK pada 2014 lalu. Dari hal itu, Subagio memiliki julukan sebagai Dukun Singkong.
Yayasan Kergaman Hayati Indonesia, memberikan Anugerah Cipta Lestari pada Kehati Award VII tahun 2015.
Subagio terus berjuang agar Mocaf menjadi salah satu slot pangan nasional sederajat dengan beras, terigu dan jagung.
Dedikasi ini dipersembahkan untuk mengokohkan kedaulatan pangan nasional, sekaligus menyejahterakan petani dan masyarakat pedesaan.