"Saya kira pesawat, tapi sudah tahu kalau suara pesawat. Tapi kok getar, ternyata gunung. Kalau dulu 2010 elang Jawa banyak yang turun," jelasnya.
Ia mengaku tidak panik, karena sebelumnya sudah ada pengalaman. Menurutnya yang terpenting adalah keluarga.
"Kalau dulu panik karena mikir besok gimana, lha kalo sekarang mikirnya yang penting keluarga dievakuasi dulu, suruh ngungsi ya ngungsi," katanya.
Lanjutnya, di Kaliurang Timur, saat kejadian juga saat itu tengah ada jalan sehat sehingga sempat terjadi kepanikan. Para peserta pun sempat lari berhamburan.
"Kaliurang Timur ada jalan sehat, jadi sempat panik semuanya nangis," jelasnya.
Sementara itu, di Tlogo Putri sendiri hujan abu yang terjadi juga tidak cukup tebal, menurutnya hal tersebut lantaran terdapat bukit Plawangan sehingga abu tidak sampai ketebalan 1 cm.
Setelah kejadian, menurut Prayogo, pengunjung juga tetap berdatangan. Menurutnya pengunjung yang datang umumnya karena penasaran.
"Kalau pedagang ya cuma bersih-bersih. Ada yang buka, tadi juga sempat ada yang beli. Pengunjung pasti datang, ya biasanya yang nyalinya tinggi sama yang penasaran,"pungkasnya. (tribunjogja)