TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA - Suasana kelabu terasa jelas di ruang persemayaman 5 dan 6 Rumah Duka Adi Jasa di Jl Demak, Surabaya, Selasa (15/5/2018).
Di sanalah, jenazah Vincencius Evan Hudojo dan Nathanael Ethan Hudojo, dua bocah bersaudara korban serangan bom bunuh diri di gereja Katolik Santa Maria Tak Bercela disemayamkan.
Duka paling mendalam terlihat di wajah Weni Angelina, ibunda dua bocah tersebut. Saking berdukanya, tubuhnya lemas tak berdaya. Sampai-sampai, perempuan itu datang dengan tetap terbaring di emergency bed.
Saat Weni datang bersama ambulans yang mengangkutnya, jenazah Evan dan Nathanael sudah ada di dalam ruang pendingin. Namun, sebelum masuk ke ruangan tersebut, tangisnya pecah. Keluarga dan kerabat pun berusaha menguatkan perempuan tersebut dan membantunya masuk ke dalam ruangan.
Jo Prajoko, paman kedua bocah yang malang itu mengatakan, Weni baru diberitahu oleh pihak keluarga bahwa kedua buah hatinya telah tiada pada senin malam.
"Ibunya tadi berdoa ketika melihat Nathan dan Evan di ruang pendingin," kata Jo.
Ia mengungkapkan, keluarga besar sangat drop saat mendengar berita pengeboman di Gereja Santa Maria Tak Bercela yang merenggut nyawa Nathan dan Evan.
"Keluarga sangat kehilangan. Oma dan seluruh keluarga ngedrop karena dua cucunya sekaligus telah tiada," ungkapnya.
Jo menceritakan, pagi sebelum tragedi itu terjadi, dialah yang mengantar Evan, Nathan, Weni, dan Evelin untuk beribadah di Gereja Santa Maria Tak bercela.
Setelah mereka turun dan berjalan menuju gereja suara ledakan bom terdengar.
"Waktu itu oma ikut mengantar Evan, Nathan, Weni, dan Evelin. Setelah mobil berjalan meninggalkan mereka, sekitar 10-15 meter dari gereja, bomnya meledak" katanya.
Setelah bom itu meledak, Ia menoleh ke belakang. Ia melihat kaca mobilnya retak akibat getaran bom.
"Setelah melihat kaca mobil retak saya pun turun, dan bilang kepada oma 'ini bom'," ucap Jo.
Lalu jo bergegas ke lokasi ledakan yang ternyata berada di halaman Gereja Santa Maria Tak Bercela.
"Sesampainya di halaman, saya melihat anak-anak sudah tergeletak," terangnya.
Jo lemas saat melihat keluarganya terluka. Ia sontak menggendong Evan. Sementara Nathan, dibopong oleh seorang security gereja.
"Meski lemas saya harus menolong anak-anak," singkatnya.
Jo mengatakan, Evan mengalami luka di bagian kepala, sedangkan Nathan mengalami luka di bagian kaki.
Keduanya sama-sama terluka parah. Untuk Kondisi Weni dan Evelin setelah bom masih sadar dan bisa bicara.
"Evan dan Nathan langsung saya bawa ke Rumah Sakit Bedah Manyar,'' tuturnya sambil menghela nafas.
Ia mengungkapkan, mengutuk kejadian bom bunuh diri yang menimpa sanak saudaranya.
"Karena kan tidak pandang bulu melihat suku dan agama, saya mengutuk keras sekali," tegasnya.
Hari pemakaman Nathan dan Evan masih belum dapat dipastikan oleh pihak keluarga. (Danendra Kusumawardana)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Duka Ibu yang 2 Anaknya Jadi Korban Bom Bunuh Diri di Gereja Santa Maria Tak Bercela,