Awang menyebut, informasinya ini bisa menjadi bahan laporan pasangan calon (paslon) yang berlaga di Pilgub Kaltim untuk membuat laporan ke Bawaslu.
Selain itu, informasi ini juga bisa menjadi bahan bagi instansi terkait untuk melakukan penelusuran yang lebih jauh.
Baca: Pelaku Teror Bom di Pasuruan Punya 3 Identitas Palsu, Pernah Terlibat Bom Panci di Jakarta
"Ada uang rupiah yang berbeda seri, yang satu berwarna hitam yang satu berwarna merah. Didapat dari masyarakat. Ada Rp 100 ribu, Rp 200 ribu ada yang sampai Rp 500 ribu. Itu kan bukti awal yang bisa ditelusuri. Soal dia masuk lewat kargo, siapa yang bisa mengontrol. Kalau pesawat dari luar negeri turun, dia nggak lewat sistem di bandara, nggak lewat X-Ray," ujarnya.
Untuk informasi intelijen yang juga menyebut ada kecurangan di Pilgub Kaltim, juga dibenarkan Awang.
Hal itu juga sudah disampaikan ke Bawaslu.
Namun dia menyebut bahwa intelijen dimaksud berasal dari internal Pemerintah, dan bukan intelijen TNI atau Kepolisian.
"Saya kan pasti punya intelijen sendiri, Kepolisian punya intelijen sendiri. Polisi pasti lapornya ke Kapolda, tentara lapornya ke Korem dan ke Kodam. Mana boleh saya mau mencampuri. Kita saling menghormati," ujarnya.