"Oleh karena itu, pemanis alami ini sesuai untuk digunakan oleh penderita diabetes maupun yang memerlukan asupan kalori rendah seperti yang sedang melakukan diet rendah kalori."
Sayangnya, di Indonesia, pemanis alami tersebut masih sepenuhnya diimpor.
Padahal, tanaman bernama latin Stevia rebaudiana Bertoni ini bisa hidup dan cocok untuk ditanam di dataran tinggi di Indonesia, seperti di daerah Ciwidey, Kabupaten Bandung.
"Sampai sekarang, belum ada satu pun industri di Indonesia yang melakukan ekstraksi daun Stevia dan memproduksi GS sebagai pemanis alami pada skala komersial," kata Rahmana Emran.
Proses ekstraksinya, sambungnya, daun hasil panen yang telah dipetik petani kemudian disortir dan dikeringkan terlebih dahulu.
Setelah kering lalu dirontokkan daunnya dari tangkai.
Kemudian, dilanjutkan proses penghancuran menggunakan mesin agar lebih halus berbentuk bubuk.
Selanjutnya, dilakukan proses ekstraksi, dengan berbagai teknik, ada yang menggunakan air terlebih dahulu atau pelarut lain yang diizinkan untuk pengolahan pangan.
Berikutnya, yaitu proses pemurnian dan pengkristalan menjadi serbuk GS yang berwarna putih.
“Semua hasil penelitian ini sudah dilaporkan dan diserahkan ke Kementerian Kesehatan sebagai pemberi dana."
"Untuk tindak lanjut produksi stevia pada skala komersial, Kementerian Kesehatan akan memfasilitasi bila ada industri yang berminat."
"Kami berharap ada industri yang berminat dan bisa menindaklanjuti hasil penelitian ini,” ujar Rahmana Emran. (*)