TRIBUNNEWS.COM, TULUNGAGUNG - Manajemen Rumah Sakit Trisna Medika Tulungagung mengaku telah melakukan evaluasi internal, terkait meninggalnya bayi Arza.
Direktur RS Trisna Medika, dr Amor Wibisono mengatakan, ada tiga karyawan yang mendapatkan skorsing.
Mereka terdiri dari perawat dan bidan yang bertugas malam, sebelum Arza meninggal dunia.
Namun Amor menegaskan, skorsing itu bukan berarti ada kelalaian yang menyebabkan Arza meninggal dunia.
"Memang prosedurnya seperti itu, jika ada kejadian petugas yang jaga harus tanggung jawab," terang Amor, Senin (6/8/2018) pagi.
Skorsing diberlakukan lebih dari satu bulan, hingga perkara ini menemui titik terang.
Namun saat ditanya hasil evaluasi internal manajemen RS Trisna Medika, Amor enggan memaparkan dengan alasan rahasia medis.
Pihaknya hanya mengungkapkan hasil pembahasan itu kepada pasien.
Hasil pembahasan dan evaluasi internal itu menurutnya sudah disampaikan ke Nanang Prawito, ayah bayi Arza.
"Saat itu ayah bayi menghadap kami, karena diutus istrinya. Akhirnya kami berikan penjelasan," ujar Amor.
Butuh waktu satu jam untuk memberi penjelasan kepada Nanang, Kamis (2/8/2018).
Sebab menurutnya ada perbedaan bahasa medis dengan bahasa orang awam.
Selebihnya Amor menolak memaparkan, dengan alasan rahasia medis.
Termasuk saat ditanya apakah Arza meninggal karena tersedak, seperti jawaban yang diterima pihak keluarga.
Amor memastikan, rumah sakit yang dipimpinnya bekerja sesuai dengan prosedur dan tidak melakukan kesalahan.