Kedua telapak tangan dan jari-jarinya pucat pasi dikurung sarung tangan medis selama berjam-jam.
Rekan Made Kayuniade yang juga relawan, Suhendra, menuturkan bagaimana ketegangan yang terjadi dalam evakuasi tersebut.
"Yang bikin lama itu karena posisi korban yang terjepit tiang itu. Kita tetap pelan-pelan masuk dan menyangga tiang itu agar bisa menarik keluar korban." tutur relawan asal Mataram, NTB, ini.
Kondisi jenazah juga sudah hancur.
Baca: LPAI Apresiasi Kerja Polda Metro Jaya Ungkap Kasus Prostitusi Anak di Apartemen Kalibata City
"Kurang tahu bagaimana posisinya, tapi sudah hancur tidak karuan lagi. Kemarin (Selasa) kita sudah masuk tapi karena korban ada di posisi agak jauh dan terjepit, apalagi sudah malam makanya kita hentikan evakuasi." jelasnya.
Menurutnya, tidak bisa sembarangan dalam mengevakuasi karena ada reruntuhan yang labil. Jika salah menyanggah, bisa jadi malapetaka bagi tim relawan.
"Itu reruntuhan kan labil, jadi kita lihat bagaimana posisinya. Karena terjepit maka posisi bangunan ini labil, jadi cari posisi bagus untuk sanggah tiangnya," ucap Suhendra, yang sudah bergabung ke Basarnas sejak 2007 silam.
Relawan lainnya, Willy, merasa lega akhirnya bisa mengevakuasi korban.
Saat proses evakuasi, yang dipikirkan Willy hanya satu; mengeluarkan korban dari dalam reruntuhan.
"Kini sudah rasa lega bisa evakuasi korban, tapi masih ada beberapa lagi korban yang harus kita evakuasi. Mudah-mudahan semuanya berjalan baik," ujar relawan asal Kupang, NTT, ini.
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul Cerita I Made Kayuniade Saat Keluarkan Bibi Zohri dari Reruntuhan ‘Itu Sudah Paling Sulit’