TRIBUNNEWS.COM, MATARAM - Pura dan rumah krama Bali di Dusun Kebaluan, Desa Senaru, Bayan, Lombok Utara, luluh lantak oleh guncangan gempa bumi dalam sepekan terakhir.
Namun hingga Jumat (10/8/2018), 350 jiwa krama Kebaluan belum mendapatkan bantuan dari instansi pemerintah.
Hal itu diungkapkan Jro Mangku Pura Penataran Agung Rinjani, Nir Arta, kepada Tribun Bali, kemarin.
Ia mengungkapkan sejauh ini bantuan baru diberikan instansi swasta seperti PT SKS, Astra Motor, serta bantuan dari pribadi-pribadi.
"Belum ada bantuan dari instansi pemerintah. Mungkin juga karena kita rata-rata kena dampak, jadi belum ada bantuan. Baru tadi itu dikasih air dari swasta, setelah dia menelepon apa kebutuhannya. Karena di sini PDAM macet, listrik padam, akhirnya saya suruh bawa air dan beras," ungkap dia.
Ia juga menyebutkan, sejak dari gempa awal pada Minggu (5/8/2018) malam yang berkekuatan 7,0 SR hingga gempa susulan pada Kamis (9/8/2018) siang dengan kekuatan 5,9 SR, krama menggunakan stok pribadi selama mengungsi.
Baca: Kekhawatiran Wury Estu Handayani Jika Suaminya Maruf Amin Jadi Wakil Presiden
"Dari lima hari kemarin itu kita makan dari stok pribadi kita. Baru sekarang (kemarin) ada bantuan beras dan air dari swasta. Nah kebetulan juga stok masyarakat sampai hari ini. Yang penting bisa hidup dulu, makan nasi dengan mie. BNPB, ataupun PMI bantuannya belum sampai ke sini," kata dia.
15 Latihan Soal dan Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4 SD Bab 2 Kurikulum Merdeka, Di Bawah Atap
15 Latihan Soal Bahasa Indonesia Kelas 4 SD BAB 4 Semester 1 Kurikulum Merdeka, Meliuk dan Menerjang
Dari informasi yang dia terima, beberapa bantuan yang akan diterima malah diambil paksa oleh orang-orang di jalanan.
"Dari cerita yang tiang dengar kadang-kadang sampai di wilayah Pemenang sudah habis, kita di sudut sini tidak kesampaian. Di samping itu kalau bawaannya banyak diturunkan paksa. Maklumlah sama-sama lapar, mudah-mudahan dari pemerintah bisa diatasi ini. Kalau sampai paksa-paksa seperti itu kan tercela juga," jelas dia berharap.
Ditambahkan, banyak penyumbang tidak sampai ke Dusun Kebaluan karena bantuannya diturunkan paksa di dusun-dusun lainnya.
"Akhirnya mobil dan orangnya saja sampai di sini. Katanya mereka sudah bawa mie dan sembako tapi diadang sama satu dusun. Semoga saja pemerintah bisa mengantisipasi hal ini. Di daerah sekitar sini rawan juga. Termasuk memaksa barang-barang orang. Ini di bagian timur sini, termasuk perampokan itu, diambil terus diancam kan kasihan," tuturnya.
Baca: Firasat Sang Kakak Sebelum Pegawai BPJS Kesehatan Ria Damayanti Meninggal Akibat Kecelakaan
Apalagi ada kejadian di daerah sekitarnya ada kasus pencurian.
"Ada juga yang sapinya 17 ekor hilang, karena ditinggal ngungsi, sapinya disimpan saja di situ. Kejadiannya di daerah perbatasan Bayan itu bagian timur," kata dia.
Mengenai Pura Penataran Agung Rinjani yang merupakan terbesar di Lombok dan berada di Dusun Kebaluan itu, kini mengalami kerusakan parah.
"Yang rusak saat gempa pertama itu, Padma Tiga dan Ratu Syahbandar. Dengan adanya susulan-susulan mengakibatkan Pelinggih agak goyang. Paling dahsyat tanggal 5 Agustus. Cuma yang masih berdiri Pengharuman satu dan Penyimpanan Ratu Anom. Selain itu rusak. Begitu juga dengan rumah-rumah penduduk di sekitar," kata Arta.
Jumlah kepala keluarga di Dusun Kebaluan sekitar 70 KK dan jumlah jiwanya ada 350 dengan rata-rata 100 persen rumahnya tidak layak huni.
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul 350 Krama Bali di Dusun Kebaluan Lombok Belum Dapat Bantuan, Diambil Paksa Sebelum Sampai