"Saya sudah larang, tapi mama tetap tidak mau, karena mama bilang kita sudah tanam di kebun, jadi hasilnya harus dijual,"kata Raymundus.
Raymundus pun mengaku, jika sang ibu berkunjung ke rumahnya, paling lama hanya dua hari saja, karena ibunya ingin pulang untuk bekerja menanam sayur dan mencari asam serta mengurus sawah.
Hal yang membuat Raymundus salut dengan sikap ibunya yakni, setiap kali dia dan anak-anaknya liburan, ibunya sudah menyiapkan uang bagi anak-anaknya untuk membeli buku sekolah.
Raymundus pun bangga dengan kepribadian ibunya yang pekerja keras dan bertanggung jawab dengan pekerjaannya.
Pelajaran berharga Raymundus mengaku, banyak belajar dari kerja keras yang telah diajarkan oleh ibunya, yang ditunjukan pada dia dan adik-adiknya sejak kecil.
"Kerja keras, kerja tanggung jawab sampai tuntas dan ini pelajaran yang sangat berharga buat diri saya sampai saat ini, saya pegang teguh dalam hidup," ucapnya.
"Mama dalam usia yang sudah 78 tahun, masih tetap kerja kebun dan sawah bersama bapak. Tentu hal yang sangat berharga buat saya. Mereka selalu mengatakan kepada saya bahwa, nikmatilah keringatmu sendiri lebih berharga dan tidak boleh ambil hak orang lain," sambungnya.
Raymundus pun berharap, ibu dan bapaknya tetap sehat dan umur panjang, agar tetap memberikan spirit kepada dia dan anak-anaknya.( Kontributor Kupang, Sigiranus Marutho Bere).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Margaretha Manhitu Masih Jualan Sayur Meski Anaknya Jadi Bupati TTU",