Suastika dan keluarganya telah melaporkan kejadian tersebut ke Mapolsek Kubutambahan.
Namun pihak polisi meminta agar lima unit mobil yang rusak tersebut ditahan untuk sementara waktu di Mapolsek untuk dijadikan sebagai barang bukti.
"Rombongan harus pulang. Jadi kami tidak bisa menaruh mobil di Polsek untuk dijadikan barang bukti. Tapi adik saya sudah menjalani visum, dan hasilnya sudah diserahkan ke Polsek," terangnya.
Suastika pun berharap, dengan adanya kejadian ini, antara keluarganya dan prajuru di Desa Adat Kubutambahan dapat saling bertemu untuk berkomunikasi dan menyelesaikan permasalahan tersebut secara bersama-sama.
Sementara, Kelian Desa Adat Kubutambahan, Jero Pasek Warkandea mengucapkan permohonan maaf kepada para korban yang kendaraannya rusak.
"Kami tidak mengharapkan kerusakan ini terjadi. Namun itu terjadi di bawah kesadaran para peserta Melis. Kami sebenarnya sudah mengimbau kepada masyarakat melalui media, baik radio atau koran bahwa akan ada kegiatan Melis. Dalam jarak 100 meter pecalang dan polisi juga sudah mengimbau para pengendara untuk turun. Namun karena meboye, ya seperti ini lah kejadiannya," jelas Jero Warkandea.
Apakah pihak desa akan mengganti rugi mobil-mobil yang rusak?
"Itu sudah menjadi risiko. Kami tidak bisa mengganti. Kami hanya melaksanakan upacara dan tradisi yang dilaksanakan selama berpuluh-puluh tahun," jawabnya.
Artikel ini telah tayang di Tribun-bali.com dengan judul 5 Mobil Diseruduk Peserta Melis Yang Sedang Berada di Alam Bawah Sadar, Ini Yang Terjadi