"Ini memang menjadi ikon Palu. Banyak warga yang berhenti di jembatan ini untuk berfoto-foto melihat pemandangan yang ada," kata Bayu.
Dibawah jembatan sepanjang 300 meter ini adalah Sungai Palu yang airnya mengalir menuju Pantai Talise yang menjadi lokasi wisata di kota ini.
Bayu menuturkan biasanya masyarakat memadati Jembatan Kuning pada sore hingga malam hari.
"Kalau malam itu lampunya berwarna warni sehingga pemandangan sangat indah dan cocok untuk foto-foto," ucap Bayu.
Selain keindahan tersebut, ada hal unik lain yang melekat dengan Jembatan Kuning ini.
Nugratma, warga Palu lainnya, menyebut kalau Jembatan Kuning menjadi tempat untuk menunggu kemunculan buaya kalung ban yang kerap terlihat disana.
Dikatakannya, buaya kalung ban adalah seekor buaya muara yang di lehernya dikalungi ban motor oleh orang tak bertanggungjawab sehingga penampilan hewan predator itu berbeda dengan yang lainnya.
"Buaya kalung ban itu memang sering terlihat dari Jembatan Kuning ini. Sekarang warga sini sudah menganggapnya sebagai ikon disini karena memang unik dan sudah dikenal," kata Nugratma.
Bahkan, lanjut dia, Panji si Petualang pun pernah berusaha untuk menangkap buaya tersebut namun tak berhasil.
"Jadi memang buaya kalung ban ini bisa dibilang sebagai ikon kota Palu," ujarnya.