Laporan Wartawan Tribun Jabar, Mega Nugraha Sukarna
TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG-Butuh waktu sekitar tiga jam perjalanan menuju Pantai Tanjung Pakis Desa Tanjung Pakis Kecamatan Pakis Jaya Kabupaten Karawang.
Pantai itu sejak sepekan terakhir jadi posko pencarian pesawat Lion Air yang jatuh di perairan Karawang, Senin (29/11/2018).
Jarak pantai menuju titik lokasi diduga jatuhnya pesawat memerlukan waktu sekitar 1 jam.
Baca: Pesawat Lion Air JT 610 Jatuh Di Lokasi Penangkapan Udang
Sepanjang perjalanan dari pusat kota Kabupaten Karawang, jalanan cukup baik dengan kondisi beton selebar kurang lebih 6 meter.
Sepanjang perjalanan itu pula, sungai yang dijadikan saluran irigasi membentang hingga ke muara sungai di Pantai Tanjung Pakis.
Di titik tertentu, bibir permukaan saluran sungai hampir rata sejajar dengan jalan raya hingga tidak jarang, air meluber dan menggenang jalan.
Di sepanjang saluran irigasi itu, pemandangan yang selalu hampir ada. Akifitas warga mencuci pakaian,mandi hingga mencuci perabotan rumah tangga dilakukan di pinggiran sungai.
Tidak jarang, "helikopter", bilik selebar 1 meter persegi di pinggir sungai yang kerap digunakan untuk buang air besar terpasang di sejumlah titik di pinggir saluran itu.
Baca: Ahmad Dhani Terus Unggah Kebersamaan dengan Mulan, Maia Estianty: Saking Berbunga-bunganya
Pantauan Tribun pada Kamis (2/11), warga mencuci pakaian dan perabotan rumah tangga. Air sugai tampak bening kecoklatan.
"Cuci disini supaya praktis dan hemat air saja. Kalau di rumah memang ada pompa air tapi airnya kadang kala asin," ujar Sumini (45) warga Desa Tanjung Pakis saat ditemui di salah satu titik saluran sungai.
Aktivitas warga di pinggiran sungai rata-rata dilakukan di sepanjang hari. Baik mereka yang mencuci pakaian, mandi maupun mencuci perabotan rumah tangga.
"Enggak ada efeknya meski mandi dan cuci pakai air sungai. Sejauh ini kami tidak merasakan gatal-gatal atau bagaimana," ujar dia.
Air bersih di desa itu rata-rata sudah terkena intrusi air laut sehingga air tanah yang disedot mesin pompa warga terasa asin. Wajar saja karena memang di pesisir pantai, nyaris tidak ada hutan bakau. Hutan-hutan bakau di kawasan itu dibuka kemudian dijadikan tambak-tambak ikan maupun udang.