Celeng yang tengah berusaha lolos dari kejaran pemburu itu memilih untuk melawan.
Hewan itu menyerang Miarto membabi buta.
Miarto berusaha melawan. Tetapi di usianya yang lanjut, tenaganya tak cukup kuat untuk melumpuhkan lawannya itu.
Ia bahkan tak mampu menangkis serangan babi hutan yang mencabik-cabik tubuh rentanya.
Sejumlah perempuan yang menyaksikan kejadian itu hanya menjerit ketakutan.
Hingga beberapa menit kemudian, pertolongan itu barulah datang. Tetapi Miarto sudah terlanjur babak belur.
Akibat serangan itu, ia menderita luka cabik, juga memar merah kebirunan di bagian perut dan luka di kaki kiri.
Para pemburu yang mengejar babi itu dari hutan lalu masuk ke perkampungan berhasil melumpuhkan buruan itu hingga mati.
"Korban sempat dibawa ke Puskesmas untuk dirawat,"katanya
Kejadian mengerikan itu bahkan disaksikan langsung oleh Kasilem, putri Miarto.
Anak mana yang tak miris melihat orang tuanya teraniaya di depan mata.
Apalagi bagi Kasilem yang memiliki riwayat penyakit jantung dan darah tinggi.
Jantungnya pasti lebih berdebar saat medapati kenyataan buruk di hadapannyam
Ia teriak histeris agar ayahnya yang tengah berjuang mempertahankan nyawanya cepat tertolong.
Hingga teriakannya sirna karena kesadarannya hilang. Kasilem yang roboh karena pingsan ikut digotong bersama ayahnya yang merintih kesakitan.