Pulau Sebesi bahkan baru bisa ditembus tim tanggap darurat pada Senin (23/12/2018) lalu.
Selain potensi kembali terjadinya terjangan tsunami, peningkatan aktivitas Gunung Anak Krakatau pada akhir pekan ini turut menjadi alasan warga dievakuasi.
Pulau Sebesi sendiri merupakan pulau terdekat berpenghuni dari kawasan GAK.
Aktivitas Gunung Anak Krakatau yang berada di Selat Sunda terus menunjukan peningkatan.
Suara letusan GAK masih terdengar jelas dari pulau Sebesi.
"Suara letusannya tidak pernah berhenti. Terdengar jelas kalau dari pulau Sebesi," kata Kasat Polair Polres Lampung Selatan Iptu Yaya Sudrajat, Rabu (26/12/2018).
Baca: Pasca Tsunami Banten, Sahabat Kenang Karier Seventeen Hingga Rencana Konser Anniversary ke-20
Iptu Yayat berada di Pulau Sebesi untuk melakukan evakuasi warga.
BMKG bersama dengan Badan Geologi terus memantau aktivitas tremor Gunung Anak Krakatau.
Kondisi cuaca serta gelombang laut di sekitar kawasan gunung api yang berada di selat Sunda juga dipantau.
Melalui siaran pers pada selasa (25/12/2018) malam, BMKG pun telah mengimbau masyarakat untuk waspada.
Dan menghindari/tidak beraktivitas dalam jarak 500 meter hingga 1 kilometer dari bibrt pantai. (ded)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Kilatan Menakutkan Muncul di Gunung Anak Krakatau, Warga Pulau Anggap Kejadian Langka,