Kondisi terkini erupsi Gunung Anak Krakatau: Kolom abu putih hingga kelabu capai 1.500 meter
TRIBUNNEWS.COM- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memberikan informasi mengenai Gunung Anak Krakatau yang kembali mengalami erupsi pada Jumat (4/1/2018).
Erupsi terjadi pada pukul 09.39 WIB.
Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo mengatakan tinggi kolom abu terpantau kurang lebih mencapai 1.500 meter.
Sementara itu kolom abu teramati putih hingga kelabu.
Informasi ini disampaikan oleh Sutopo melalui akun Twitternya, @Sutopo_PN.
"Telah terjadi erupsi G. Anak Krakatau pada 4/1/2019 pukul 09:39 WIB. Tinggi kolom abu teramati ± 1.500 m di atas puncak. Kolom abu putih hingga kelabu," tulis Sutopo.
Sutopo juga mengimbau kepada masyarakat ataupun wisatawan untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 km dari kawah.
Saat ini status Gunung Anak Krakatau berada di level III (siaga).
"Saat ini G. Anak Krakatau Status Level III (Siaga). Masyarakat/wisatawan dilarang mendekati kawah dalam radius 5 km dari kawah," tulis Sutopo.
Sebelumnya pada Kamis (3/1/2019) Gunung Anak Krakatau meletus pada pukul 12.03 WIB.
Tinggi koloim letusan mencapai 1.600 meter.
Letusan Gunung Anak Krakatau tersebut melontarkan lava pijar, abu vulkanik, dan pasir.
Selama hari Kamis (3/1/2019) terpantau terjadi letusan sebanyak 37 kali.
Pagi tadi hingga pukul 06.00 WIB, Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) juga memantau aktivitas Gunung Anak Krakatau telah terjadi gempa letusan.
Baca: Aktivitas Terbaru Gunung Anak Krakatau Pasca-Erupsi, Sutopo: Tidak Akan Meletus Seperti Ibunya
Gempa letusan terjadi sebanyak 13 kali, dengan amplitudo 15-22 mm selama 40-110 detik.
Gempa hembusan terjadi sebanyak 5 kali, dengan amplitudo 14-21 mm selama 35-36 detik.
Sutopo juga menegaskan jika Gunung Anak Krakatau tidak akan mengalami letusan seperti pada tahun 1883.
Menurutnya, retakan yang ditemukan baru-baru ini wajar terjadi pada gunung api pascaletusan.
"4) Gunung Anak Krakatau tidak akan meletus seperti ibunya (Gunung Krakatau) tahun 1883. Jika ditemukan ada retakan saat ini. Itu wajar pada gunungapi pascaletusan. Percayakan pada PVMBG selaku otoritas pemantau gunungapi. Mereka punya alat, SDM, ilmu dan pengalaman," tulis Sutopo.
(Tribunnews.com/Miftah)