News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Korban Gempa Pidie Jaya Tahun 2016 yang Rumahnya Hancur Diminta Bersabar

Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Foto udara memperlihatkan bangunan yang hancur akibat gempa bumi berkekuatan 6,4 SR mengguncang Pidie Jaya pada 2016 lalu.

TRIBUNNEWS.COM, MEUREUDU - Korban gempa Pidie Jaya (Pijay) diminta bersabar, terutama terhadap warga yang rumahnya hancur.

Dari 1.010 unit rumah yang total hancur, direncanakan akan dibangun secara bertahap, dimana akan dibangun 297 unit, bersumber dari APBK Pijay sebesar Rp 25 miliar yang merupakan sisa dana 2018 lalu.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Kalak-BPBD) Pidie Jaya, HM Nasir SPd, Kamis (10/1/2019) menjelaskan rumah korban gempa yang sudah masuk daftar tunggu akan akan dibangun tahun ini.

"Karena anggaran tidak mencukupi, maka diprioritaskan untuk rumah yang hancur total dan korban masih menempati tenda darurat," kata Nasir yang mengaku sedang dinas di Jakarta.

Tetapi, katanya, dari 1.010 unit rumah yang hancur, sebanyak 297 rumah yang akan dibangun, karena dana yang tersedia belum tersedia untuk membangun seluruhnya.

Dia meminta lainnya bersabar, karena masih menunggu informasi dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) atas rencana pembangunan rumah korban gempa di Pijay.

Disebutkan, anggaran yang tersedia yang merupakan sisa tahun 2018 lalu dan ada dalam APBK 2019 Pidie sebesar Rp 25 miliar, dimana satu unit rumah dianggarkan Rp 85 juta.

Nasir mengatakan untuk 713 rumah lainnya yang juga hancur diguncang gempa sedang diupayakan pihaknya dari BNPB Pusat.

Baca: Dua Bocah Ditemukan Mengambang di Kolam Renang Hotel

Nasir berharap masyarakat bersabar, sehingga akan mendapat kepastian dari pemerintah pusat melalui BNPB dalam waktu dekat ini.

Nasir menegaskan sebanyak 713 unit rumah juga akan dibangun, tetapi dananya sedang diupayakan dari pemerintah pusat.

Sedangkan Hasan Basri ST MM, anggota DPRK Pijay yang juga Tim Badan Anggaran (Banggar), Rabu (9/1/2019) mengakui masih ada dana yang tersisa dari rehabilitasi dan rekontruksi (rehab-rekon) tahap pertama atau 2018 sebesar Rp 25 miliar.

Hasan khawatir, jika dari 1.010 unit rumah masuk daftar tunggu, tetapi yang dibangun 297 unit, maka akan dapat memicu kericuhan dalam masyarakat, termasuk berdelehasi ke kantor bupati, dewan dan juga BPBD Pijay.

"Inilah yang kami khawatirkan, karena mungkin saja bisa terjadi," kata Hasan Basri seraya berharap hal itu tidak terjadi.

Hasan mengaku didatangi para korban gempa setiap malam, mencari informasi kelanjutan pembangunan rumah korban gempa dan mereka menilai Pemkab Pijay tidak merespon secara cepat.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini