Di sana Sundari, bukan nama sebenarnya, seorang pemilik warung sembako mengaku mengenal Legiman.
“Ya Allah, njenengan nyari orang ini? Rumahnya yang itu,” ujar Sundari sambil menunjuk sebuah rumah bercat abu-abu.
Rumah yang catnya telah mengelupas di beberapa bagian itu tidak jauh dari rumah Sundari, hanya sekira 30 meter.
“Dia mengontrak di sini. Pemilik rumah itu bernama Pak Muh, warga Sokokulon,” lanjut Sundari.
Menurut Sundari, Legiman tinggal seorang diri di rumah yang harga sewanya Rp 400 ribu per bulan tersebut.
Namun, adik laki-laki Legiman sering datang berkunjung.
“Terus terang saya tidak terlalu mengenal dia. Sebab dia tidak pernah berbaur dengan warga. Beli di warung saya juga tidak pernah.
Saya lihat dia paling kalau pagi. Setiap pagi dia menyapu halaman.
Setahu saya adik laki-lakinya setiap hari selalu antar-jemput dia. Setiap pagi juga adiknya mengantarkan makanan,” terangnya.
Sundari mengaku merasa kasihan pada Legiman, karena ia tak memiliki istri maupun anak.
Sundari juga mengetahui jika Legiman sehari-hari mencari nafkah dengan mengemis.
Namun, ia terkejut ketika Tribunjateng.com memberitahukan bahwa Legiman pernah didapati Satpol PP Pati memperoleh uang lebih dari Rp 1 juta dalam satu hari.
“Wah, saya baru tahu kalau penghasilannya sebanyak itu. Saya pernah melihat dia mengemis di sekitar Puri.
Tapi waktu itu dia menunduk, mungkin karena malu. Saya sampai merinding dengar penghasilannya sebanyak itu,” tuturnya.