Laporan Wartawan Tribun Jateng, Faizal M Affan
TRIBUNNEWS.COM, SEMARANG - Hari kedua kampanye di Kota Semarang, Calon Presiden RI nomor urut 1 dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019, Joko Widodo bertemu simpatisan yang tergabung dalam Koalisi Alumni Diponegoro di Gedung PPI Kota Lama Semarang.
Acara yang digelar Minggu (3/2/2019) pagi tadi dihadiri sekitar 7 ribu simpatisan dari berbagai daerah di Jawa Tengah.
Dalam sambutannya, Jokowi, sapaan akrab Joko Widodo sempat menyinggung perilaku Ratna Sarumpaet yang pernah membuat kegaduhan karena berita bohong buatannya.
"Saya tahu arah kebohongan yang dilakukan ke mana. Ingin menganggap kami ini melakukan kriminalisasi. Untung saja, beliau berani mengakui kesalahannya," tegasnya.
Selain berita hoaks tersebut, Jokowi juga kembali membahas kebohongan lain terkait 7 kontainer surat suara yang sudah tercoblos.
"Saat kami jawab dan diselidiki. Ternyata salah. Mereka yang buat berita hoaks, diam. Ada lagi bilang kalau selang darah di RSCM dipakai sampai 40 kali."
Baca: Akui Pacaran 3 Bulan Lalu Langsung Menikah, Raffi Ahmad Singgung Malam Pertama dengan Nagita Slavina
"Setelah dikonfirmasi, mereka diam lagi. Dikira masyarakat ini bodoh mau dibohong-bohongi seperti itu," beber Jokowi.
Ucapan Calon Presiden nomor urut 2 Pilpres 2019, Prabowo Subianto yang mengatakan Indonesia akan bubar pada 2030 juga ditanggapi serius Jokowi.
"Belum jadi pemimpin kok sudah pesimis. Harusnya bangsa yang besar ini dibangun dengan rasa optimisme yang tinggi."
"Sehingga tantangan-tantangan ke depan bisa dihadapi bersama. Kalau mau bubar dan punah sendiri saja. Tidak usah mengajak rakyat," jelasnya.
Sedikit memaparkan data GDP (Gross Domestic Product), Jokowi optimis pada 2045 Indonesia akan berada di urutan ke 4 dalam hal ekonomi.
"Insya Allah, 2045 Indonesia bisa berada di peringkat 4 di atas negara Jepang. Tapi untuk menuju ke sana ada syaratnya. Salah satunya harus optimis," papar politisi PDI Perjuangan ini.
Maka, prioritas selanjutnya yang akan dibangun Jokowi yakni menata sumber daya manusia (SDM).
Tujuannya untuk bisa bersaing dengan negara maju lain.
"SDM yang baik adalah modal untuk menjadikan bangsa ini maju," pungkasnya. (*)