TRIBUNNEWS.COM -- Gunung Merapi sempat meluncurkan guguran awan panas atau wedhus gembel pada Senin (18/2/2019).
Balai Penelitian Pengembangan Teknologi Gunung Api dan Bencana Geologi (BPPTKG) Yogyakarta, menyebutkan luncuran awan panas pertama terjadi pukul 06.05 WIB.
Guguran Wedhus gembel itu dari hasil pengamatan elektronik menunjukkan mencapai jarak 1.000 meter dari puncak ke arah Kali Gendol.
Selanjutnya, awan panas guguran di Gunung Merapi terjadi pada pukul 7.32 WIB dengan jarak luncur 200 meter ke arah Kali Gendol dan tinggi asap 400 m.
BPPTKG juga mengungkapkan dari laporan pengamatan guguran Gunung Merapi pada periode 06.00-12.00 WIB.
Baca: Tekan Konflik, Jokowi Bagikan 5 Ribu Sertipikat Tanah ke Warga Tangerang
Berdasarkan data seismik, terekam 18 kali gempa guguran dengan durasi 21-71 detik.
Terpantau dari CCTV 9 kali guguran ke arah Kali Gendol dengan jarak luncur 200-900 meter.
Bagaimana catatan Merapi setahun terakhir ?
Berikut rangkuman Tribunjogja.com
1. Mengenali Karakteristik dan Potensi Bahaya Erupsi Gunung Merapi
PADA 11 Mei 2018 pukul 08.20 WIB, Gunung Merapi tiba-tiba erupsi tanpa ada peringatan dini. Sangat mengejutkan karena saat itu aktivitasnya dalam tingkat normal.
Akibatnya sebagian masyarakat lereng Merapi panik, hingga terjadi pengungsian spontan. Rupanya masyarakat masih trauma dengan erupsi tahun 2010 yang memakan korban 398
jiwa.
Setelah dilakukan evaluasi, lembaga yang berwenang yaitu Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), menaikkan tingkat aktivitasnya dari Normal (level I) menjadi Waspada (level II) pada tanggal 21 Mei 2018.
Baca: CEK FAKTA: Jokowi Bilang RI Kuasai 51 Persen Saham Freeport, Ambil Alih Blok Mahakam, Benarkah?
Selang tiga bulan, pada 12 Agustus 2018 BPPTKG berhasil mendeteksi munculnya kubah lava baru melalui pemotretan udara menggunakan pesawat nirawak atau UAV (Unmanned Aerial Vehicle).