TRIBUNNEWS.COM, METRO - Kebakaran hebat yang terjadi di Kota Metro menyisakan duka mendalam bagi Suherman dan istrinya.
Kedua putri mereka tewas dalam kebakaran tersebut bersama sang kakek.
Suherman tak pernah menyangka kejadian naas itu akan menewaskan tiga anggota keluarganya sekaligus.
Suherman terlihat terpukul. Wajahnya terlihat sedih dan lemah saat menyaksikan pemakaman tiga orang yang paling ia cintai, kemarin.
Ayah empat anak itu hanya bisa ikhlas dan pasrah menyaksikan pemakaman dua putri dan mertuanya.
"Anaknya pintar. Cantik," ujarnya tertunduk lesu selepas pemakaman.
"Saya berangkat ke pasar, jualan. Habis mandiin Maya dan Mela. Terus antar ke warung mbahnya. Tahu-tahu anak laki saya ngabarin... Ya saya enggak ingat lagi," tuturnya terbata-bata.
Pria 35 tahun itu tak menyangka bila malam selepas memandikan kedua putrinya, merupakan momen terakhir bersama mereka.
"Maya minta susu beruang. Saya antar ke mbahnya sekalian beli susu," terangnya.
Mantan sopir kontainer yang kini berjualan kue apem itu mengaku, keadaan ekonominya memang tengah terpuruk.
"Makanya saya antar tempat mbahnya, yang laki di rumah kontrakan. Karena tv aja sudah enggak ada. Memang lagi sulit," imbuhnya.
Baca: Jokowi Takjub dengan Antusiasme Masyarakat Manado Sampai Mencegat Mobilnya di Tengah Jalan
Herman mengenang, putri bungsunya sempat bercita-cita ingin menjadi astronot.
Namun, seminggu sebelum kejadian, Maya melontarkan keinginan untuk masuk televisi.
"Omongannya nambah semua. Pengen masuk tv katanya tapi enggak jadi artis. Gak mau jadi astronot lagi. Dan benaran ternyata masuk tv sekarang. Tapi saya enggak nyangka kalau masuk tv karena begini. Saya cuma bisa pasrah," kenangnya.