Apabila spesies seperti australopithecine mampu mencapai Asia Tenggara, maka ini akan mengubah cara pandang kita tentang siapa di dalam silsilah keluarga manusia yang meninggalkan Afrika terlebih dahulu.
Homo erectus sudah lama dianggap sebagai anggota pertama dari jalur langsung leluhur kita yang meninggalkan Afrika - sekitar 1,9 juta tahun yang lalu.
Dan mengingat Pulau Luzon hanya dapat diakses melalui laut, penemuan itu menimbulkan pertanyaan tentang bagaimana spesies pra-manusia kemungkinan dapat mencapai pulau itu.
Selain Homo luzonensis, kepulauan di Asia Tenggara juga tampaknya menjadi rumah bagi spesies manusia lain yang disebut Denisovans, yang tampaknya kawin dengan manusia modern awal (Homo sapiens) ketika mereka tiba di kawasan tersebut.
Bukti-bukti ini berasal dari analisis DNA, karena tidak ada fosil Denisovan yang diketahui telah ditemukan di kawasan tersebut.
Pulau Flores di Indonesia adalah rumah bagi spesies yang disebut Homo floresiensisdan berjuluk 'The Hobbit' karena perawakannya yang kecil.
Mereka diperkirakan telah bertahan di wilayah Flores setidaknya 100.000 tahun yang lalu hingga 50.000 tahun yang lalu - berpotensi bertumpang tindih dengan kedatangan manusia modern.
Yang menarik, para ilmuwan juga berpendapat bahwa Homo floresiensis menunjukkan ciri-ciri fisik yang mengingatkan sejumlah hal yang ditemukan pada australopithecine.
Peneliti lain berpendapat bahwa Hobbit adalah keturunan Homo erectus, tapi anatomi tubuhnya berbalik ke kondisi seperti spesies manusia purba karena lokasi tinggalnya terisolasi.
Dalam artikel yang diterbitkan di jurnal Nature, Matthew Tocheri dari Lakehead University di Kanada, yang tidak terlibat dengan penelitian ini, berkomentar:
"Penjelasan bahwa ada banyak kesamaan pada Homo floresiensis dan Homo luzonensis dengan spesies Homo awal dan Australopiths sebagai pembalikan yang diperoleh secara independen untuk anatomi hominin yang lebih mirip leluhur, karena evolusi dalam lingkungan pulau yang terisolasi, tampaknya seperti kebetulan yang terlalu jauh. "