AS berasal dari Blitar
AS tercatat sebagai warga Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Jarak rumah AS dengan lokasi penemuan jasad korban sekitar 1,5 kilometer.
Informasinya, polisi sudah menggeledah rumah AS di Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
Polisi juga menyita dua sepeda motor dari rumah orangtua AS.
Dua sepeda motor yang disita polisi dari rumah AS, yaitu, Honda Scoopy dan Yamaha Mio.
Honda Scoopy warna abu-abu gelap itu diduga sepeda motor milik korban.
Honda Scoopy itu belum ada pelat nomornya.
Sedangkan Yamaha Mio yang disita warna merah hitam Nopol AG 3684 EV.
Sampai sekarang, belum diketahui Yamaha Mio itu milik siapa.
Dua sepeda motor itu dibawa ke Polres Blitar Kota.
Sedangkan AJ sehari-hari berjualan nasi goreng di warungnya Desa Sambi, Kecamatan Ringinrejo, Kabupaten Kediri.
Pelaku diamankan polisi, Kamis (11/4/2019) malam di warungnya.
Pelaku masih belum lama membuka usaha berjualan nasi goreng.
Karena masih baru, warga juga belum mengenalnya secara akrab.
"Sejak datang orangnya berjualan nasi goreng. Dia tinggal sendirian," ungkap Sujirah, yang rumahnya bersebelahan dengan warungnya.
Tidak banyak diketahui dari identitas pelaku, namun warga menyebutkan pelaku merupakan warga asli Desa Mangunan, Kecamatan Udanawu, Kabupaten Blitar.
"Baru sekitar 10 hari buka nasi goreng di desa kami," ujarnya.
Sementara pantauan SURYA.co.id, Jumat (12/4/2019), kondisi warung juga acak-acakan.
Jualan nasi goreng hanya dilakukan pada malam hari.
Warga menyebutkan penjual nasi goreng ini orangnya seperti kebanci-bancian dan melambai.
Termasuk rekan-rekannya juga banyak dari komunitas yang sama.
Hujan Air Mata Saat Pemakaman Kepala Korban
Hujan air mata mewarnai pemakaman potongan kepala Budi Hartanto (28), guru honorer korban mutilasi.
Kepala korban yang terpisah akhirnya dipersatukan kembali dengan bagian tubuhnya di pemakaman umum Kelurahan Tamanan, Kota Kediri, Jumat (12/4/2019).
Sebelumnya jasad korban telah dimakamkan tanpa bagian kepalanya.
Setelah bagian kepala ditemukan, kepala korban dipersatukan dengan bagian tubuhnya.
Namun petugas penggali makam hanya menggali di sisi utara atau bagian leher.
Selanjutnya bagian kepala korban dimakamkam pada satu liang lahat.
Akibat penggalian ulang makam almarhum Budi Hartanto ini menjadi lebih panjang dari makam pada umumnya.
Panjang makam Budi di antara dua batu nisan sekarang mencapai 2 meter.
Pemakaman kepala Budi Hartanto dipimpin Modin Kelurahan Tamanan Gatot Wiyono dihadiri puluhan warga dan sahabat dan kerabat korban.
Para pelayat tak kuasa menahan tangis begitu mobil ambulans yang membawa kepala korban tiba di pemakaman.
Isak tangis terus terdengar sampai modin mengajak pelayat melantunkan sholawat.
Para pelayat sejenak menunggu penggali makam menyelesaikan tugasnya.
Setelah lubang makam siap, kepala korban kemudian dikubur.
Saat pemakaman ini kembali terdengar suara isak tangis yang saling bersahutan.
Malahan tangis keras terlihat dari rekan korban rekan satu tim dancer.
Tangis pun reda setelah modi yang memimpin prosesi pemakaman menyelesaikan doanya.
Dan makam Budi Hartanto kembali ditaburi bunga para pelayat.
"Kami tidak menggali seluruh makam. Yang kami gali dari bagian patok kepala saja, kami tidak sampai membongkar petinya," jelasnya.
Pemakaman bagian kepala juga tidak ada prosesi salat jenasah, namun hanya doa di areal pemakaman.
Gatot mengaku selama menjadi modin baru pertama kali memakamkan kembali kepala korban.
Sebelumnya juga pernah mengubur bagian tubuh korban yang dioperasi, setelah orangnya meninggal dimakamkan di dekat kuburan bagian tubuh yang sebelumnya dimakamkan.
Sementara Nasuka, paman korban menyebutkan jasad kepala Budi Hartanto dimakamkan pada satu liang dengan bagian tubuhnya. (dim)