Tak mau kalah dengan para para lelaki yang telah menyiapkan kailnya.
Terlebih, itu juga merupakan peringatan 'Hari Kartini' yang jatuh tiap tanggal 21 April.
"Kami ibu-ibu warga Kuncen juga tak mau kalah, turut berpartisipasi," tutur seorang wara, Eni Subekti.
Ia mengaku senang dan bahagia, tak ada lagi polarisasi di tengah warga terkait pilihan politik masing-masing.
Menurutnya, saat ini meski calon yang dijagokan kalah atau menang, warga Kuncen bisa menerima dengan lapang dada.
"Pesta demokrasi bukan ajang perpecahan, tapi harusnya sebagai pesta demokrasi yang bisa menyatukan di tengah perbedaan, seperti saat ini," ucapnya.
Kepala Dusun Kuncen, Haryanto, yang hadir dalam kesempatan itu, turut menyumbangkan suara, dengan tembang 'Tak Berdaya' yang dinyanyikannya.
Ia tampak semringah, melihat warga guyub-rukun, tak terlibat pertikaian meski beda pilihan.
"Sudah sewajarnya kitaa hadapi pesta demokrasi dengan sikap dewasa, yang jagonya menang jangan jemawa, pun yang calonnya kalah juga harus lapang dada," tuturnya.
Pesta rakyat 'Mancing Bareng Kuncen Seduluran' berlangsung hingga hampir larut malam.
Sepanjang gelaran, gelak tawa, riuh canda, mencairkan suasana.
Sepulang acara, aura bahagia berbinar di wajah warga. Seulas senyum dan sekeranjang ikan mereka bawa pulang.
Sebelum gelaran Pemilu, warga setempat juga sempat mengadakan nonton bareng debat Capres-Cawapres.
Kala itu, warga yang telah menjagokan masing-masing calon presiden, juga duduk berdampingan. (yan)