News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kasus Mutilasi di Malang

Sugeng Lukai Alat Intim Korban Sampai Pingsan Ini Fakta-fakta Terbaru Kasus Mutilasi di Malang

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kapolres Malang Kota, AKBP Asfuri resmi menetapkan Sugeng sebagai tersangka dalam kasus mutilasi di Pasar Besar Malang, Senin (20/5/2019).

"Motifnya, korban tidak bisa memenuhi nafsu Sugeng saat diajak berhubungan intim," ucapnya.

Atas kejadian itu, kini Sugeng resmi ditetapkan sebagai tersangka oleh kepolisian.

Sugeng akan dijerat dengan pasal 338 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara.

4. Keterangan dari Psikolog

Berdasarkan keterangan psikolog, Sugeng merupakan sosok yang pandai menutup-nutupi kejadian sebenarnya.

Hal tersebut disampaikan setelah dilakukannya penyelidikan dimana keterangan pelaku selalu konsisten.

Sugeng bisa menceritakan rentetan kejadian secara detail.

Hal tersebut berarti Sugeng telah mendesain skenario kejahatannya untuk meyakinkan orang-orang yang bertanya tentang peristiwa tersebut.

"Saat melakukan perbuatannya, pelaku ini dalam keadaan sadar dan normal. Atau tidak dalam gangguan berfikir atau gangguan jiwa. Jadi ini murni pembunuhan yang dilakukan oleh pelaku," ucap Asfuri.

5. Sugeng di Mata Tetangga

Sosok Sugeng Angga Santoso juga dibeberkan oleh mantan tetangganya.

Narko (51) adalah mantan tetangga Sugeng ketika ia dan keluarganya masih tinggal di Jodipan Wetan Gang Ill RT 04 RW 06 Kota Malang.

Narko kemudian mengungkapkan perilaku aneh Sugeng saat masih menjadi tetangganya.

Menurut keterangan Narko, Sugeng pernah melakukan aksi kejahatan seperti memotong lidah kekasihnya dan memukul kepala ayahnya dengan palu.

Sugeng (tengah) pelaku mutilasi di Pasar Besar Malang, saat diamankan petugas di Polres Malang Kota, Minggu (20/5/2019). (TRIBUNMADURA/RIFKY EDGAR)
Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini