News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polisi Ciduk Perekam dan Penyebar Gambar Video Display SPBU yang Hina Presiden Jokowi dan Megawati

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pelaku penyebar video running text di SPBU Medan berisi kalimat yang menghina Jokowi dan Megawati ditangkap, Senin (27/5/2019).

Laporan Wartawan Tribun Medan Muhammad Fadli Taradifa


TRIBUNNEWS.COM, BELAWAN 
- Polres Pelabuhan Belawan berhasil mengamankan pelaku penyebaran ujaran kebencian melalui teks berjalan running text SPBU 142021141 pasar III, Marelan, Kelurahan Rengas Pulau, Kecamatan Medan Marelan, Sumatera Utara, Senin (27/5/2019).

Informasi yang dihimpun Tribun-Medan.Com dari Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Ikhwan Lubis mengatakan pelaku yang diduga melakukan atau memviralkan video dugaan kebencian pada teks berjalan di SPBU Marelan diamankan.

"Ya kami tadi baru saja melaksanakan konferensi pers kasus dugaan penghinaan terhadap Kepala Negara Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati.

Konferensi pers tersebut berlangsung di Polsek Medan Labuhan.

Saya didampingi Kasubdit Cyber Crime Polda Sumut, Kasat Reskrim, Kasat Narkoba, Lakhar Kapolsek Medan Labuhan dan Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan," ujarnya Senin (27/5/2019).

Sebelumnya terjadi dugaan ujar kebencian berupa teks berjalan di SPBU di kawasan Marelan pada Kamis (23/5/2019).

Video teks berjalan tersebut pun viral di media sosial dengan menggunakan bahasa yang tidak pantas.

"Setelah kami lakukan olah TKP yang dipimpin oleh Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan AKP Jerico L Chandra, SIK, dan Kanit Reskrim Polsek Medan Labuhan IPTU Bonar H Pohan, SH. Kami bertemu dengan manager SPBU yang bernama Budi Prayudi," ungkapnya.

Kapolres Pelabuhan Belawan AKBP Ikhwan Lubis menjelaskan bahwa hasil dari pemeriksaan oleh pihak manajemen SPBU yang buka 24 jam yang mengetahui password dari Wifi Vidiotron tersebut adalah kasir.

"Jadi pihak manajemen menerangkan bahwa vitron SPBU tersebut dipasang sejak bulan Januari 2019 dan vendor pemasangan adalah PT Elco.

Pihak manajemen menerangkan tidak mengetahui penyebab berubahnya tulisan di videotron atau running text tersebut," katanya.

Polisi berpangkat melati dua di pundaknya tersebut mengatakan bahwa pihaknya telah melakukan pemeriksaan tujuh orang saksi.

"Saksi yang kami periksa ada tujuh yakni, Budi Prayudi (Manager SPBU), Rusandi ( Security SPBU). Abdi Hernandi ( Security SPBU). Susan Walini (Pengawas / kasir SPBU), Aulia Nur Adzani (Karyawan isi SPBU), Lesfriel Manalu ( teknisi pemasangan alat pada Totem) dan Resndy Herdiansyah Rosman (Peg. Team IT BUMN Pertamina Medan," ujarnya.

Untuk mengungkapkan kasus dugaan ujar kebencian tersebut, pihak kepolisian Polres Pelabuhan Belawan bekerjasama dengan team cybercrime Poldasu Iptu Josia SH, dan team IT Pertamina.

"Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap PCB Vitron dan menguji teknik connect dan perubahan running text membenarkan bahwa password yang terdapat di FCB masih asli dari pabrik dan belum diubah. Serta cara mengubah dapat di akses melalui media informasi lainnya," kata Ikhwan Lubis.

Hasil Lidik, diketahui satu nama akun @tama black yang diduga sebagai orang yang memviralkan, merekam kejadian tersebut.

"Irianto Pratama Tinambunan alias Tama (20) warga Jalan Indragiri berhasil kami amankan.

Dari pengakuannya bahwa ia mengakui sebagai perekam dan memviralkan video tersebut ke sosial media dan mengirim ke grup WhatsApp.

Ia juga tidak mengetahui siapa yang menghacker tulisan pada running text tersebut," jelasnya.

Saat ini pelaku yang diduga sebagai penyebar video dugaan ujar kebencian masih menjalani proses hukum.

Petugas juga mengamankan satu unit hp yang diduga digunakan pelaku untuk menyebar video tersebut.

Saat disinggung terkait pelaku utama yang diduga menulis teks berjalan tersebut, Kapolres Pelabuhan Belawan mengatakan masih mendalami kasus tersebut.

"Untuk pelaku yang diduga hacker masih kami dalami," pungkasnya.

Kasat Reskrim Polres Pelabuhan Belawan AKP Jericho Lavian mengatakan running text berisi penghinaan terhadap Jokowi dan Megawati itu tiba-tiba muncul pada Kamis sekitar pukul 22.00 WIB.

Warga yang berada di sekitar SPBU langsung heboh dan merekamnya.

Video amatir itu langsung viral di media sosial.

Jericho mengatakan, papan display pada totem SBPBU tersebut langsung dimatikan setelah diketahui satpam sekitar satu menit kemudian.

"Ini dugaan orang lain di luar SPBU.

Karena papan videotronnya itu kemarin kami cek dengan teknisi IT dari Pertamina bisa diubah dengan HP bagi yang tahu," katanya.

Sementara itu di lapangan, Sabtu, tak satu pun pegawai SPBU yang mau memberikan tanggapan ketika hendak dikonfirmasi.

Seorang petugas keamanan mengatakan bahwa supervisor masih sibuk dengan dokumen dan belum bisa ditemui.

Kepala MOR 1 Pertamina UPMS 1 Medan Robby Hervindo mengatakan, saat ini pihaknya fokus meningkatkan keamanan sistem display di setiap totem SPBU di Medan dengan melibatkan tim keamanan IT.

"Kalau kemungkinan, di tempat lain bisa saja kalau kemungkinan bisa terjadi. Kalau bicara kemungkinan. Tapi kita berupaya untuk pengamanan. Nah, ini SPBU kan jadi korban. Ya, kan sekarang situasinya lagi begini," katanya, Sabtu.

Papan informasi milik SPBU Pertamina diretas dan munculkan kalimat ujaran kebencian.

Tribun-Medan.com melansir pihak Pertamina membenarkan kejadian tersebut, Sabtu (25/5/2019).

"Betul, papan totem display LED milik SPBU Pertamina Marelan diretas," ucap Unit Manager Communication & CSR Pertamina MOR I, Roby Hervindo.

Roby juga menyebut bahwa SPBU yang diretas merupakan mitra Pertamina yang berstatus DODO (Dealer Owned Dewler Operate) miliki swasta dengan nomor seri SPBU 142021141.

Pihak SPBU sudah mengambil langkah dengan menugaskan Tim IT Security untuk melakukan pemeriksaan.

Tim IT juga meningkatkan keamanan pada dispay totem di semua SPBU Medan.

"Untuk sementara ini dalam meningkatkan keamanan, totem-totem yang ada di SPBU seputaran Kota Medan yang memiliki totem itu semua dinonaktifkan," ucap Roby.

Pihak Pertamina juga meningkatkan keamanan untuk menghindari kejadian serupa terjadi.

"Paralel kami tingkatkan security terhadap sistemnya, untuk mencegah kejadian serupa tidak terulang," tambahnya.

Pihak kepolisian pun sudah melakukan pemeriksaan pada saksi-saksi yang ditemukan.


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini