Niatnya baik untuk menghargai istri karena setiap orang mempunyai cara sendiri untuk membahagiakan istri,” jelasnya.
Dia membeli mobil dan motor tersebut secara cash atau tunai.
Menurutnya, seserahan mobil kepada istrinya bukan sesuatu yang mewah karena setiap daerah memiliki penilaian sendiri.
“Di suatu daerah, seserahan dengan mobil merupakan sesuatu yang biasa.
Mungkin di sini baru pertama kali seserahan menggunakan mobil,” imbuhnya.
Orang tuanya merasa senang jika dia bisa sukses dan bahagia bersama istri.
Setelah nikah, dia dan istri berharap bisa cepat mendapatkan momongan.
Mertuanya, Kamsidi (63) mengaku senang dan bangga dengan adanya pemberian seserahan dari mempelai lelakinya.
Seserahan itu sebagai bentuk syukuran karena di sini belum pernah ada seserahan seperti ini.
“Semoga cepat mendapat momongan dan semoga bahagia selamanya,” ujar Kamsidi, yang sehari–hari bekerja sebagai petani ini.
Perangkat Desa Karangrejo, Sugeng Sugiyono (60) mengaku baru pertama kalinya di desanya, seorang mempelai lelaki yang memberikan seserahan mobil dan motor kepada kekasihnya.
“Tidak bisa dikatakan pamer, semua itu tergantung dari niat mempelai berdua.
Mungkin dari senangnya lelaki itu sehingga memberikan mobil kepada istri,” ucapnya. (Tribun Jateng)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Tak Disangka, Toyota Fortuner untuk Mahar Pernikahan Ternyata Hasil Curian, Kini Ditahan Polisi