Wanita yang sedang hamil delapan bulan ini pun pergi ke RSUD Demang Sepulau Raya.
Pihak rumah sakit lalu melakukan USG.
"Hasil USG menyatakan harus operasi caesar," kata Raston.
Nawawi, suami Ratna, setuju dengan saran dari dokter.
Dilakukanlah operasi caesar pada Selasa (31/7/2018), sekitar pukul 10.00 WIB.
Dua jam kemudian, Ratna melahirkan bayi laki-laki.
Namun sekitar pukul 15.00 WIB Ratna dibawa ke ruang perawatan namun tidak dilakukan pemeriksaan hingga pukul 18.00 WIB.
Padahal saat itu Ratna mengeluhkan pendarahan karena merasa basah.
Perawat hanya memberikan obat penurun darah tinggi.
Karena tidak ada pihak rumah sakit yang mengecek kondisi Ratna, pihak keluarga pun berinisiatif mengecek sendiri.
"Ternyata banyak darah yang keluar," tutur Raston.
Pada pukul 22.10 WIB, perawat datang mengambil sampel darah dan meminta suami almarhumah membawa ke laboratorium karena kondisi tubuhnya menurun dan merasa dingin.
"Suami dan anak disuruh ambil obat di apotek. Sekembalinya dari apotek ke ruangan sudah ramai. Almarhumah dipaksa banyak minum air putih dan akan dipasang infus lagi. Tak lama dari itu, korban dinyatakan meninggal dan saat itu pun jenazah tidak diurus dengan alasan tidak ada kain," jelasnya.
Pihak Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Demang Sepulau Raya berikan keterangan terkait meninggalnya pasien caesar pada Rabu (1/8/2018) lalu.
Pihak rumah sakit mengatakan telah bertindak sesuai prosedur.
dr Voni yang menangani pasien caesar atas nama Ratna (33) menjelaskan, tindakan medis harus diambil pihaknya lantaran kondisi tekanan darah korban sangat tinggi.
Sehingga, perlu dilakukan langkah pemberian medis determinasi (penghentian masa kehamilan).
"Almarhum mempunyai riwayat hipertensi (darah tinggi) sejak 12 tahun lalu. Saat pertama kali datang (ke RS) dengan keluhan sakit di kepala, tensi darahnya 230/160. Kondisi mulas dan tidak ada ketuban," terang dr Voni, kepada sejumlah awak media, Senin (6/8/2018).
Terkait kondisi kandungan, lanjut dr Voni, dengan keadaan sang ibu sehingga perlu diambil tindakan caesar dan membahayakan jika diambil tindakan persalinan normal, sementara usia janin baru berumur 33 minggu.
Prosedur itu harus diambil lantaran memperhitungkan kondisi ibu dan bayi.
Langkah pertolongan lainnya, lanjut dr Voni, pihaknya berusaha memasang infus dua jalur, pemberian cairan tambahan untuk mengganti cairan yang hilang.
"Karena jika tidak diambil tindakan caesar maka bisa membahayakan keduanya (ibu dan anak). Kita juga memberikan obat pencegahan komplikasi. Diberikan pematangan paru supaya bayi kuat dan prosedur itu sesuai Protap harus dua hari," bebernya.
Tindakan pasca persalinan pun lanjutnya diambil dengan memberikan resistensi jantung paru (RJP), karena kondisi tensi darahnya fluktuatif (tidak stabil).
Sehingga, dengan kondisi tersebut Ratna dinyatakan meninggal pada 00.10 WIB.
Sementara Direktur RSUD Demang Sepulau Raya mengucapkan rasa belasungkawa atas meninggalnya pasien Ratna.
Namun begitu, pihak rumah sakit juga enggan disebut lalai terhadap penanganan pasien di rumah sakit plat merah itu.
"Pertama-tama atas nama pribadi dan manajemen (RSUD DSR), kami menyampaikan rasa belasungkawa yang dalam. Tapi kami hari ini (kemarin) meluruskan terkait pemberitaan adanya kelalaian," terang Direktur RSUD DSR dr Otniel Sriwidiatmoko.
Ia menjelaskan, pihaknya telah menangani pasien sesuai dengan prosedur medis.
Bahkan, penanganan maksimal dilakukan saat pasien datang, selama operasi dan pascaoperasi. (tribunlampung.co.id/endra zulkarnaen)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul Kain Kasa Berbau Busuk Ditemukan Dalam Perut Wanita, Diduga Bekas Operasi Caesar 3 Bulan Lalu