Haris berharap, kejadian ini harus menjadi perhatian bagi perusahaan lain yang belum mendaftarkan pekerjanya dalam program BPJS TK, termasuk industri rumahan.
Dalam kejadian seperti ini pekerja yang terdaftar di BPJS Ketenagakerjaan akan mendapat santunan meninggal dunia karena kecelakaan kerja berupa 48 dikali gaji yang dilaporkan, Manfaat JHT, pensiun berkala dan manfaat pensiun.
Berikut 30 nama-nama korban kebakaran pabrik perakitan mancis, yaitu:
Nurhayati warga Desa Selayang Mancang
Yunita Sari warga Sambirejo Gang Mirat
Pinja (anak Yunita Sari)
Sasa (anak Yunita Sari)
Suci/Aseh warga Kwala Begumit
Mia warga Sambirejo Dusun I
Ayu warga Perdamaian
Desi / Ismi warga Sambirejo IV
Juna (anak Desi) warga Sambirejo IV
Bisma (anak Desi) warga Sambirejo IV
Dhijah warga Sambirejo II
Maya warga Sambirejo IV
Rani warga Perdamaian
Alfiah warga Perdamaian
Rina warga Sambirejo IV (Pendatang)
Amini Sambirejo II
Kiki warga Kwala Begumit Kampung Baru
Priska warga Sambirejo II
Yuni (Mak Putri) warga Sambirejo IV
Sawitri warga Sambirejo II
Fitri warga Sambirejo I
Sifah (anak Fitri) warga Sambirejo I
Wiwik warga Sambirejo IX
Rita warga Sambirejo II
Rizki (Pendatang) warga Sambirejo II
Imar warga Sambirejo VII
Lia (mandor) warga Kwala Begumit
Yanti warga Kwala Begumit Kampung Baru
Sri Ramadhani warga Sei Remban
Samiati warga Kwala Begumi
Kehilangan keluarga
Nafas terasa sesak, tidak menyangka akan kehilangan dua cucunya beserta menantunya, itulah gambaran yang dirasakan Kardiman (64) warga Jalan Tengku Amir Hamzah Dusun IV, Gang Mirat yang merupakan bapak dari lakik Yunita Sari.
Pasalnya, pria yang berkulit sawo matang dan bertubuh besar ini, harus mengikhlaskan kepergian tiga anggota keluarganya sekaligus.
Yunita beserta dua putrinya Pinja (9) dan Sasa (3) menjadi korban kebakaran di pabrik mancis yang tidak jauh dari tempat tinggalnya.
Kardiman menuturkan, sebelum peristiwa nahas tersebut, dirinya tidak ada firasat sedikitpun.
"Kalau firasat tidak ada. Namun sebelum pergi, Pinja meminta tolong kepada saya untuk membetulkan rantai sepedanya yang lepas.
Entah kenapa saya malas sekali, biasanya tidak pernah.
Gak berapa lama ia ke belakang dengan mendorong sepedanya.
Entah siapa yang membantunya untuk membetulkan rantainya. Lalu ia pergi," ucap pria berkepala plontos ini.
Kediaman Yunita terlihat diramaikan sanak saudaranya.