“Masyarakat juga kami imbau jangan memarkirkan kendaraan di bawah pohon dan berpegangan di tiang listrik atau pagar yang terbuat dari logam sebab hal itu bisa menghantarkan listrik ketika terjadi badai petir,” jelas dia.
Zakaria menambahkan, angin puting beliung juga berpotensi terjadi di wilayah Aceh Utara, Bireuen, Pidie Jaya, dan Bener Meriah. Dijelaskan, cuaca buruk itu biasanya terjadi saat pagi dan siang hari panas terik dan tak ada angin. “Ini pertanda bahwa di wilayah itu terjadi tekanan rendah, sehingga massa udara dari daerah sekitarnya akan menuju ke situ. Sehingga terjadilah angin berputar yang disebut puting beliung,” pungkasnya.
Imbau warga siaga
Terpisah, Kabid Penanggulangan dan Pencegahan Badan Penanggulangan Bencana daerah (BPBD) Aceh Jaya, Ismail, berharap warga setempat untuk terus siaga menghadapi cuaca ekstrem yang sedang melanda kabupaten Po Teumeurehom tersebut. Jika sesuai dengan data dari BMKG yang diterima pihaknya, sebut Ismail, cuaca ekstrem itu akan terus terjadi di Aceh Jaya hingga sepekan ke depan.
Cuaca ekstrem tersebut juga terjadi pada waktu siang menjelang sore dengan datangnya angin kencang tiba-tiba. “Biasanya angin kencang disertai dengan hujan terjadi di waktu siang menjelang sore, karena kita harus siaga. Untuk nelayan, kami juga mengimbau untuk berhati-hati. Walaupun laut terlihat tenang, tapi sewaktu-waktu bisa saja cuaca berubah, apalagi menurut BMKG tinggi gelombang saat ini mencapai empat meter,” demikian Ismail. (mir/dik/c38/c52/bah/naz/zb/fit)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Badai Terjang Delapan Daerah, https://aceh.tribunnews.com/2019/06/24/badai-terjang-delapan-daerah?page=all.
Editor: bakri