Jonan mengatakan, bandara setempat harus didukung berbagai fasilitas modern, seperti terminal, pagar, hingga Tower ATC bandara.
"Sistem pengamanan bandara yang berstandar penuh, jelas menjadi persyaratan mutlak yang dibutuhkan guna menjadi bandara modern," ucap Jonan.
Selain Bandara Alas Leuser, Kemenhub juga mengambilalih pengelolaan Bandara Sultan Malikussaleh di Aceh Utara dan Bandara Rembele di Kecamatan Bukit, Bener Meriah.
Pengoperasian Satuan Pelayanan (Satpel) ketiga bandara itu berada dibawah Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Rembele, Bener Meriah.
Sementara itu, salah seorang penumpang Susi Air, Nilawati, mengharapkan jadwal penerbangan rute Kutacane-Banda Aceh perlu ditambah dari yang saat ini hanya satu kali seminggu, menjadi minimal tiga kali seminggu.
"Pemkab Agara agar melobi pihak Kementerian Perhubungan Udara untuk meminta penambahan jadwal penerbangan," sarannya.
Menurut dia, animo masyarakat menggunakan moda angkutan udara sangat tinggi terutama dari kalangan pejabat dan mahasiswa, mengingat jauhnya jarak tempuh jalur darat ke Banda Aceh.
"Jadi keberadaan penerbangan perintis sangat membantu sekali, juga menghemat biaya bila dibandingkan dengan perjalan via darat," ujarnya.
Sebelumnya, saat masih dibawah pengelolaan Pemkab Agara, Bandara Alas Leuser melayani penerbangan perintis untuk dua rute, yakni Banda-Aceh-Kutacane pulang pergi dan Kutacane-Medan pulang pergi.
Masing-masing dua kali dalam seminggu.(as)
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Susi Air Layani Rute Banda Aceh-Kutacane