Malam sebelum tidur, Satia juga kerap merengek meminta makan. Tiap kali makan, porsi makannya pun banyak, tak seperti anak-anak pada umunya.
"Kalau bangun, misalnya jam 12 malam dia (Satia) juga sering minta makan. Kalau gak dikasih marah-marah," tambah Sarli.
Tiap kali makan, bocah yang tahun ini bakal memasuki sekolah dasar itu harus ada lauk, misalnya ikan atau telur.
"Kalau tidak ada lauk, dia rewel," katanya.
Apalagi, Satia jarang bermain. Tiap hari hanya nonton televisi di warung. Maklum, sudah lama keluarga Sarli memilih ringgal di warung dekat pantai sembari mencari nafkah.
"Main kalau pulang ke kampung (masih Kampung Cilempung, namun di wilayah padat penduduk), di sana banyak temennya," katanya.
• Heboh Obesitas 150 Kg tapi Ditimbang 53 Kg, Wajah dan Tubuh Wanita Ini Bengkak, Ini yang Terjadi
Tidak bisa tidur terlentang Akibat obesitas yang yang dideritanya, Satia tidak bisa tidur terlentang.
Ia tidur dengan cara duduk, kemudian punggungnya diganjal dengan bantal.
"Dia sering merengek nggak bisa tidur," ungkap Sarli.
Sarli dan istri mengaku kerap bingung melihat keadaan anak bungsunya itu.
Di satu sisi, ia mengaku tak bisa berbuat banyak. Warung miliknya hanya ramai saat akhir pekan dan hari libur nasional.
"Saya sedih lihatnya, kasihan," katanya.
Berangkat dari hal itu, Sarli berharap pemerintah membantu putranya agar seperti anak-anak di usianya.
Sebab, hingga kini petugas kesehatan datang hanya sebatas mengecek. Janji untuk berobat ke kota tak kunjung terealisasi.