TRIBUNNEWS.COM, KARAWANG - Satia Putra baru berusia 7 tahun, tapi berat badannya mencapai 97 kilogram.
Orangtuanya, Sarli (50) dan Komariah (40) tinggal di Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang, tak bisa menolak ketika Satia Putra meminta makan.
Jika tak dituruti, Satia Putra merengek dan marah-marah.
Sarli (50) dan Komariah (40) yang hanya mendapatkan penghasilan dari warung di pinggir pantau, mulai kewalahan memenuhi kebutuhuan Satia Putra.
Mereka juga kasihan kepada anaknya karena tak selincah teman-teman seusinya. Sarli ingin pemerintah turun tangan membantu masalahnya, menjadikan sang anak seperti anak-anak lain yang memiliki tubuh normal.
• VIDEO-Bocah Obesitas Asal Karawang, Aria Permana Butuh Banyak Biaya Hilangkan Daging Bergelambir
Makan Sehari 7 Kali
Siang itu, Senin (1/7/2019), Satia Putra, bocah tujuh tahun dengan berat 97 kilogram tengah menonton film Tobot di salah satu stasiun televisi.
Ia duduk di bangku, di antara balai-balai warung di pinggiran Pantai Tanjungbaru, Kampung Cilempung, Desa Pasirjaya, Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang.
"Wartawan ya," kata Satia menyapa Kompas.com dengan ceria.
Sambil tak melepaskan pandangan dari televisi, Satia merengek makan. Ibunya kemudian memberinya sepiring nasi dan telur dadar. Makanan itu langsung Satia makan dengan lahap.
"Ini sudah enam kali makan," ujar Sarli kepada Kompas.com.
Berat badan putra pasangan Sarli (50) dan Komariah (40) kian naik setelah ia disunat saat berumur tiga tahun. Kian hari, nafsu makan bocah itu kian naik.
"Terakhir ditimbang sekitar 97 kilogram," kata Sarli.
Setiap hari, Satia makan enam hingga tujuh kali. Itu termasuk ngemil, seperti bakso.