4. Kenali gejala AMS
AMS adalah Acute Mountain Sickness atau penyakit ketinggian di atas gunung.
Menurut gejala dan levelnya, AMS terbagi menjadi tiga bagian, yakni AMS ringan, AMS sedang dan AMS berat.
“Sebanyak 75 persen kasus yang ada, AMS biasanya terjadi pada saat pendaki memasuki ketinggian 3.000 - 4.000 mdpl. Gejala munculnya AMS biasanya muncul 12-24 jam setelah pendaki tiba di ketinggian tersebut,” ujar Mountain Guide di Indonesia Expeditions, Rahman Muchlis pada acara "Sharing Tips dan Pengalaman Mendaki Gunung di Atas 4.000 mdpl" di Consina Store Buaran, Jakarta, Sabtu (25/2/2017).
Gejala yang muncul biasanya berupa sakit kepala, mual, kehilangan nafsu makan, sesak nafas, tidur terganggu, dan lain sebagainya.
Baca: Komentar Andy Murray Usai Duetnya dengan Serena Williams di Wimbledon 2019 Harus Tertunda
Baca: Pentingnya Imunisasi Pada Ibu Hamil, Ampuh Lindungi Tubuh Bayi Menghadapi Influenza
Baca: Diberi Kejutan oleh Krisdayanti, Respon Azriel saat Diajak Bercanda Putra Raul Lemos Jadi Perhatian
Solusi untuk mengatasi hal ini adalah pendaki harus tetap sadar dan tetap melakukan aktivitas ringan.
“Jangan mendaki ke tempat yang lebih tinggi, bila gejala semakin parah, disarankan untuk turun ke tempat yang lebih rendah,” ujar Rahman.
Mempelajari teknik-teknik aklimatisasi untuk menghindari gejala AMS juga sangat penting bagi pendaki.
5. Mengurus izin pendakian
Hal ini sangatlah penting ketika mendaki gunung.
Dengan mengurus izin pendakian, pendaki tersebut akan terdata oleh petugas setempat.
Hal ini sangat berguna apabila ada pendaki yang tersesat atau belum memberikan kabar sama sekali, petugas akan secara cepat bertindak.
Dalam data saat pendaftaran izin juga biasanya terdapat surat izin dokter dan tertulis riwayat penyakit di sana.
Dengan hal ini, petugas bisa dengan tepat membawa perlengkapan obat-obatan dan penanganan khusus apabila penyakit pendaki tersebut kambuh.