“Mohon fasilitasi kami sampaikan aspirasi masyarakat Dayak, supaya ibu kota dipindah ke Kaltim,”katanya.
BTP mengklarifikasi, kehadirannya di Samarinda, tak ada sangkut pautnya dengan urusan wacana pemindahan ibukota negara yang kini sedang digodok.
BTP dan istri diketahui berada di Samarinda sejak dua hari terakhir. Ia menyebut, kehadirannya di sini, karena diundang menghadiri peresmian Gereja Reform di Samarinda.
Di Kota Tepian, ia mendapat sambutan hangat. Salah satunya, ketika ia diajak berkunjung ke Desa Budaya Pampang yang terkenal dengan nuansa budaya Dayak yang kental.
Di hari ke-dua atau terakhir di Samarinda, ia diminta menjadi pembicara dialog masyarakat adat Dayak Kaltim bertema kisi-kisi peran serta masyarakat Dayak secara aktif dalam pembangunan di Kaltim.
Acara yang digelar oleh Dewan Adat Dayak Kaltim dan Persekutuan Dayak Kaltim yang berlangsung di Hotel Mesra, Samarinda dihadiri ratusan orang.
Baca: Vlog BTP, Perlakuan Ahok saat Dihampiri Penjual Kerak Telor, Dulu Saya Diberangkatkan ke Maroko
“Saya datang bukan utusan pak Jokowi. Saya, tidak ada hubungannya dengan rencana ibukota baru,” kata BTP.
Ia mengajak hadirin yang hadir berdoa, agar Kaltim dipilih sebagai ibukota negara yang baru. Sebab, jika ibukota dipindah, sangat terbuka peluang pengembangan berbagai sektor, mulai dari pariwisata, infrastruktur, perumahan dan lainnya.
Contoh yang paling nyata, ketika 1,4 juta pegawai pusat dipindah ke ibu kotabaru, perputaran ekonomi dari konsumsi perumahan dan perbelanjaan bisa tumbuh dan daerah lain ikut kecipratan.
“Kalau saya disuruh milih provinsi mana yang cocok jadi ibukota baru, ya saya pilih Kaltim ya,” kata BTP
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Soal Pemindahan Ibukota Negara ke Kaltim, BTP Diminta Lobi Presiden Jokowi