News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Siswa SMA Taruna Palembang Tewas saat MOS: Kepala Korban Dipukul Pembina Menggunakan Bambu

Penulis: Miftah Salis
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang siswa SMA Taruna Palembang tewas saat menjalani serangkaian kegiatan MOS. Kepala korban dipukul oleh pembina menggunakan bambu.

TRIBUNNEWS.COM - Seorang siswa SMA Militer Plus Taruna Indonesia Palembang tewas saat kegiatan Masa Orientasi Siswa pada Sabtu (13/7/2019).

Siswa berinisial DBJ (14) tewas dianiaya oleh pembina MOS bernama Obbi.

Kepala korban dipukul oleh pembina menggunakan bambu.

Diberitakan sebelumnya, seorang siswa SMA Militer Plus Taruna Indonesia Palembang dikabarkan meninggal dunia saat kegiatan MOS.

Curiga akan kejadian yang menimpa DBJ, pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut kepada polisi.

Hasil pemeriksaan visum luar RS Bhayangkara Palembang menyatakan adanya tanda luka memar di bagian kepala dan kaki DBJ.

Baca: Wapres JK Sebut Sistem Zonasi untuk Mempermudah Siswa Mencapai Sekolah

Baca: Nikita Mirzani Dikabarkan Jadi Tersangka Penganiayaan Dipo Latief, Kuasa Hukum: Salah Objek

"Saat diperiksa visum dalam juga memang resapan darah di kepala. Berarti ada benturan kuat di kepala. Di dada juga ada," ujar dokter forensik RS Bhayangkara Palembang Indra Sakti, Sabtu (13/7/2019) dikutip dari Kompas.com.

Setelah melakukan pemeriksaan, Satreskrim Polresta Palembang kemudian menetapkan satu orang tersangka dalam kasus tewasnya DBJ, yakni Obbi (24).

Obbi merupakan pembina dari SMA Militer Plus Taruna Indonesia Palembang.

"Hasil pemeriksaan, tersangka mengakui jika telah menganiaya korban. Tadi malam telah ditetapkan tersangka atas nama Obbi," kata Kasat Reskrim Polresta Palembang Kompol Yon Edi Winara, Senin (15/7/2019).

Dari hasil pemeriksaan yang dilakukukan kepada tersangka, diduga Obbi nekat melakukan penganiayaan karena kesal dengan ulah DBJ.

Kompol Yon Edi mengatakan, DBJ dianggap pemalasa dna sering membantah arahan pembina.

"Motifnya berawal dari dia (tersangka) kesal, karena calon siswa ini malas-malasan begitu, dia lakukan pemukulan dengan bambu," katanya.

DBJ disebut sempat memaki Obbi setelah dipukul.

Obbi merasa tersinggung hingga membuatnya marah dan menarik DBJ hingga terjatuh.

Akibatnya, kepala DBJ terbentul ke aspal.

Benturan ini diduga membuat DBJ mengalami pendarahan di kepala.

Obbi merupakan pembina yang ditunjuk oleh pihak sekolah untuk mengurusi MOS.

Mengani legalitas dna kompetensinya, pihak kepolisian akan terus menyelidiki.

"Tersangka Obbi statusnya pembina yang ditunjuk pihak sekolah, masalah legalitas dan kompetensi kita cari lagi," ujar Yon.

Baca: Update Kasus MOS SMA Taruna Indonesia Palembang: Delwyn Meninggal, Wiko Jalani Operasi Perut

Baca: Ibu Hamil Jadi Korban Tewas Saat Terjadi Tabrakan Dua Sepeda Motor di Palembang

Sementara itu, Kepala SMA Militer Plus Taruna Indonesia, Tarmizi Endrianto mengatakan, Obbi merupakan pegawai baru di sekolah tersebut.

Masih mengutip dari sumber yang sama, Obbi dikabarkan baru sepekan bekerja di SMA Militer Plus Taruna Indonesia Palembang.

"Statusnya sebagai pegawai baru seminggu bekerja," kata Tarmizi, di Mapolres Palembang, Senin (15/7/2019).

Mengenai kompetensi yang dimiliki Obbi, Tarmizi enggan berkomentar.

"Nanti biar polisi saja, semuanya sudah disampaikan ke polisi," ujarnya.

Senada dengan Kompol Yon Edi, Kapolda Sumatera Selatan Irjen Pol Firli mengatakan, pihaknya akan melakukan pemeriksaan terkait kompetensi yang dimiliki oleh Obbi.

"Untuk komptensinya sebagai pembina masih diselidiki seperti apa, karena masih akan dilakukan pemeriksaan," ungkap Firli, Senin (15/7/2019).

Polisi sebelumnya memeriksa memeriksa 21 saksi atas kasus tewasnya DBJ saat menjalani serangkaian MOS.

Setelah pendalaman, saksi mengerucut menjadi 15 orang.

Meskipun hingga saat ini Obbi menjadi pelaku tunggal, polisi tidak menutup kemungkinan akan berkembang.

"Sejauh ini pelakunya tunggal, tapi nanti akan dikembangkan lagi dari keterangan 15 saksi, apakah ada orang lain yang terlibat," kata Kompol Yon Edi.

(Tribunnews.com/Miftah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini