TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Obi Frisman (24), tersangka kasus meninggalnya Delwyn (14), siswa SMA Taruna Indonesia hingga kini masih menjalani tahanan di Ruang Tahanan Polresta Palembang.
Orang tua Obi, Dardalena (52) dan istrinya Romdania (44) bersama teman dan kerabatnya mendatangi Polresta Palembang, Kamis (18/7/2019) sekira jam 11.00 WIB untuk menjenguknya.
Ditemui usai menjenguk, Romdania mengatakan putranya tersebut dalam keadaan sehat meski terlihat sedikit pucat.
"Alhamdulillah keadaannya sehat, ya kalau terlihat pucat karena mungkin kurang tidur kan. Tapi dia bilang dia baik-baik saja," ujarnya dengan mata kemerahan usai menangis.
Dikatakan Romdania, tidak banyak hal yang ia bicarakan dengan sang anak lantaran tempat bertemu untuk membesuk ventilasinya cukup kecil.
Meski tak banyak yang diceritakan, tapi ia mengaku sempat memberikan yang diminta Obi Frisman, yaitu Alquran.
"Sebelumnya kan dia bilang sama saya 'mama bawain Alquran' dan hari ini saya berikan ke dia tadi, saya bilang kamu bacalah," kata dia.
Tak lupa Romdania untuk mengingatkan putra semata wayangnya tersebut untuk tak tinggal salat dan mengaji.
"Selain itu, saya juga bilang 'kamu jangan nakal dengan bapak polisi ya, nurut apa kata mereka," ungkapnya.
Sementara itu, teman Obi Frisman, Hidayat Akbar yang ikut menjenguk mengaku tidak menyangka usai mendengar kabar sahabatnya itu ditetapka sebagai tersangka.
"Awalnya saya kaget dan tidak menyangka mendengar hal ini, saya itu sudah lama kenal Obi, dari zaman kuliah. Jadi bisa dikatakan semakan seminum," katanya.
Hidayat bercerita, selama 4,5 tahun saling mengenal, menurutnya Obi merupakan teman dengan pribadi yang baik.
"Selama kenal, tidak ada masalah dan tidak apa-apa saya kami bahkan jarang bertengakar," ungkapnya.
Obi Minta Maaf
Obi Frisman (24) yang ditetapkan sebagai tersangka atas tewasnya DB (14), siswa SMA Taruna Indonesia Palembang merupakan alumni dari sebuah universitas swasta di kawasan Seberang Ulu Palembang, jurusan psikologi.
Obi Frisman yang lulus tahun 2019 ini menjadi pembina di SMA Taruna Indonesia.
"Melihat ada buka pekerjaan dan yang dicari juruan psikologi, saya melamar pak. Eh tidak tahunya saya diterima," ujar Obi kepada Sripoku.com, Selasa (16/7/2019).
Obi Frisman mengaku tak menyangka bakal terjadi kejadian ini.
Menurut Obi Frisman, DB mengeluh kesakitan saat terjatuh.
"Saat itulah korban terduduk. Saya bantu pak. Dan saya berusaha menolong. Namun seketika korban tak sadarkan diri dan dibawa ke rumah sakit," ujarnya.
Mengetahui korban meninggal dunia, Obi mengaku panik dan tak tahu harus bagaimana.
"Ini pelajaran bagi saya. Saya menyesali perbuatan itu. Dan memohon maaf kepada keluarga korban," ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya, Obi Frisman (24), salah satu pembina MOS (masa orentasi siswa) di SMA Taruna Indonesia Palembang, Senin (15/7/2019), ditetapkan sebagai tersangka oleh Sat Reskrim Polresta Palembang, terkait meninggalnya korban DB (14), salah siswa SMA Taruna Indonesia.
Obi dikawal petugas pidum (pidana umum) dan petugas Tekab 134 Polresta Palembang, saat hendak dilakukannya rekonstruksi di SMA Taruna Indonesia, kemarin sekitar pukul 13.30.
Obi memakai baju tahanan Polresta Palembang berwarna oranye.
Tampak sekali-sekali Obi menundukkan kepalanya karena malu saat turun dari lantai II ruang Reskrim Polresta Palembang.
"Iya saya memukul korban tapi hanya di bagian pipi," ujar Obi menjawab pertanyaan wartawan.
Tersangka
Pihak kepolisian Polresta Palembang hingga kini masih melakukan pendalaman pasca ditetapkannya Obi Frisman (24) sebagai tersangka tunggal atas kematian siswa SMA Taruna Indonesia Palembang, DB (14).
Hal ini diungkap langsung oleh Kapolresta Palembang, Kombes Pol Didi Hayamansyah, Selasa (16/7/2019).
Kombes Pol Didi Hayamansyah mengatakan hingga kini pihaknya masih melakukan pemeriksaan dan pendalaman terkait mengarah ke pelaku lain.
"Terus akan kita lakukan penyelidikan dan pendalaman terkait meninggalnya korban DB. Tak menutup kemungkinan ada pelaku lain dan korban lain," ungkap Kapolresta Palembang, Kombes Pol Didi Hayamansyah Kombes Pol Didi Hayamansyah.
Dikatakan Kombes Pol Didi Hayamansyah, jika ada orang lain, diharapkan untuk melaporkan kejadiannya ke Polresta Palembang.
"Kami tunggu laporannya, apabila masih ada korban lagi yang menjadi korban di sekolah tersebut," tegasnya.
Terkait kematian DB, Kapolresta Palembang, mengatakan Obi Frisman merupakan pelaku tunggalnya.
"Untuk sementara ini Obi pelaku tunggal dan kita terus masih pelakukan pendalaman. Dan sudah 21 saksi kita minta keterangan, mulai dari siswa, pembina, hingga pengawasan saat malam kejadian," ujarnya.
Kombes Pol Didi Hayamansyah meminta pelaku Obi Frisman untuk melakukan adegan yang dilakukannya saat korban dipukul pelaku dengan menggunakan bambu berukuran panjang 1 meter.
Kapolda Sumsel Irjen Pol Firli menyesalkan terjadinya peristiwa meninggalnya siswa Taruna Indonesia Palembang yakni DB (14) saat mengikuti MOS (Masa Orentasi siswa).
Didampingi Kapolresta Palembang, Kombes Pol Didi Hayamansyah, Kasat Reskrim Kompol Yon Edi Winara, para PJU, dan anggota Sat Reskrim Polresta Palembang, Kapolda Sumsel, menyesalkan peristiwa itu terjadi.
"Kita semua prihatin dimana dalam proses pendidikan ini, masih ada istilah perpeloncoan yang mengakibatkan korban atas nama DB meninggal dunia karena kekerasan (penganiayan)," ungkap Kapolda Sumsel, saat gelar perkara di Mapolresta Palembang.
Rekonstruksi
Sebelumnya, Satreskrim Polresta Palembang menggelar rekontruksi terkait tewasnya Dewlyn (14) yang diduga meninggal akibat mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS).
Gelar rekonstruksi tersebut dilaksanakan di tempat kejadian perkara (TKP) yakni di SMA Taruna Indonesia, Senin (15/7/2019).
Siswa ini diduga tewas saat MOS.
Obi Frisman (24) yang merupakan Pembina dari kegiatan MOS tersebut turut pula diikutsertakan dalam rekon tersebut.
Obi terlihat mengenakan pakaian seragam orange bertuliskan Tahanan Polresta Palembang dan didampingi petugas saat memasuki mobil menuju tempat TKP.
Namun petugas kepolisian belum ada yang memberikan keterangan resmi soal status Obi ini.
Apakah tersangka atau belum. Hanya saja ia tampak mengenakan pakaian tahanan.
"Tunggu nanti malam saat rilis," kata beberapa pejabat kepolisian yang dimintai konfirmasi.
Saat dimintai keterangan memasuki mobil, Obi mengaku hanya memukul korban pada bagian pipi.
"Cuma pipi tapi tidak yang lain," ujarnya sambil terus menundukan kepala.
Saat ini pihak Sat Reskrim Polresta Palembang, sedang dalam perjalanan menuju TKP.
Setelah melakukan pemeriksaan secara intensif selama 3 Jam, Dokter Forensik Bhayangkara melaporkan hasil pemeriksaan Siswa Taruna Indonesia yang tewas saat Masa Orientasi Sekolah (MOS).
"Pada saat pemeriksaan tadi kami melakukan 2 pemeriksaan baik dari luar dan dalam tubuh korban. Dan kami jumpai kekerasan di bagian kepala dan dada. Diduga ada pukulan benda tumpul dan benturan keras di kepala," ujar Dr Indra Saykti Nasution Sabtu (13/7/2019).
Di bagian belakang kepala ditemukan darah dan masih banyak lagi serapan darah di bagian kepala dan dada.
Ia mengatakan, jika dilihat dari mayatnya korban diperkirakan meninggal sejak pagi.
Sementara itu Kakek korban ikut mendengar hasil autopsi yang dilakukan oleh tim Forensik Bahayangkara tadi.
"Saya harap pelaku dapat ditangkap secepatnya jika terbukti hal ini efek dari penganiayaan. Dan mengusut tuntas atas peristiwa ini," ujar H Kejuk.
Rencananya jenazah korban akan dibawa ke ke Tulung Selapan OKI untuk dikebumikan.
Dari keteranganhya ayahnya juga saat ini sedang mengarah pulang dari Australia.
Fakta ini cukup mengejutkan. Sebelumnya hanya ditemukan bekas luka memar di kaki korban.
Polresta Palembang langsung melakukan pengusutan atas perkara meninggalnya Delwyn Berli, siswa SMA Taruna Indonesia Palembang, Sabtu (13/7/2019).
Seperti diketahui, Delwyn meninggal dunia saat mengikuti Masa Orientasi Siswa (MOS).
Adapun saksi yang dipanggil di antaranya sebanyak 8 orang yang terdiri dari teman satu regu dan kakak tingkat korban.
Untuk tim satu regu korban diantaranya, AR (15), EV ( 16), W (14) Sedangkan salah satu diantaranya kakak tingkatnya yakni In.
Saat dimintai keterangan di ruang unit Pidana Umum Polresta Palembang, salah satu teman korban AR (15) mengatakan saat kejadian, korban bersama siswa lainnya hendak pulang ke Sekolah Taruna.
"Kami jalan kaki dari pesantren daerah Talang Jambe ke Taruna. Pas di pertengahan yang aku dengar dia nanya air. Nah memang dia itu kalau minum air dikit-dikit, karena dia bilang dia punya dehidrasi," katanya.
Lalu AR juga mendengar korban sempat meminta obat sakit kepala kepada tim kesehatan.
"Aku dengar dia minta obat paracetamol dengan panitia. Dan di perjalanan dia sudah terlihat pucat," ujarnya.
Sewaktu lewat di selokan, para siswa berbaris untuk melewati selokan tersebut namun korban tiba-tiba terjatuh.
"Dia jatuh, dia teriak sambil nangis, terus dia dibawa dan saya nggak tau lagi gimana," katanya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Orangtua Besuk Obi Frisman di Tahanan, Tersangka Ternyata Anak Semata Wayang