Dokter kemudian mengambil tindakan saat itu juga.
"Sekitar pukul 21.00 dilakukan operasi karena perut anak saya sakit dan kata dokter ada ususnya yang terbelit," ujarnya, Senin (15/7/2019) dikutip dari Kompas.com.
Suwito juga mengatakan, dirinya sempat melihat tubuh bagian belakang anaknya lebam-lebam.
Namun ia belum bisa memastikan lantaran sang anak terus mengigau.
"Kami belum sempat bertanya karena anak saya itu ngigau terus tak terhitung lagi," katanya dikutip dari Tribun Sumsel.
Setelah sadar, WJ kemudian bercerita jika dirinya menjadi korban penganiayaan saat MOS.
Suwito kemudian melaporkan yang menimpa anaknya tersebut ke Polresta Palembang pada Senin (15/7/2019).
"Kami sudah laporkan dan diterima secara lisan oleh Kanit PPA karena yang bersangkutan belum sadarkan diri," tegasnya.
Sementara itu, Kapolda Sumatera Utara Irjen Pol Firli mengatakan, pihaknya kini tengah mengembangkan kasus tersebut.
"Kalau ada korban lain yang mengalami kekerasan cepat lapor akan kita tindak lanjuti. Saat ini kita baru menerima satu laporan," katanya.
Penganiayaan yang dilakukan oleh Obbi kepada DBJ dilakukan lantaran DBJ tak mengikuti instruksi Obbi.
"Korban lelah dan tidak sanggup lagi mengikuti instruksi dari pembina, sehingga membuat pelaku marah," jelas Firli.
DBJ sebelumnya berjalan kaki sejauh 8,7 kilometer.
Perjalanan sejauh ini ditempuh dari kawasan Talang Jambe menuju ke Sukabangun II.