Fosil yang ditemukan berupa dua tulang bonggol atau paha dari manusia purba.
Tim Balai Arkeologi yang dipimpin oleh Prof Harry Widianto melakukan penelitian lebih lanjut untuk mendapatkan bukti-bukti tambahan kemungkinan keberadaan manusia purba Homo Erectus Arkaik.
"Kita akan (meneliti) proses migrasi tertua di Jawa dan Indonesia. Baik manusianya maupun faunanya," kata Harry, beberapa waktu lalu.
Ia menjelaskan, dari bukti-bukti yang kuat fosil manusia purba tersebut, diperkirakan berusia 1,8 juta tahun yang lampau.
Baca: Tangis Pilu Areeya Jason, Wanita Thailand Mengaku Punya Anak dari Pablo Benua, Suami Rey Utami
Baca: Pengemudi yang Langgar Lalu Lintas dan Seret Polisi Merupakan Mahasiswa S2, Dapat Hukuman ini
Tentu dengan temuan tersebut, akan mengubah teori awal migrasi di Pulau Jawa dari barat ke timur.
"Umur fosil di situs Bumiayu jauh lebih tua dari fosil manusia purba di Sangiran Sragen yang usianya sekitar 1,5 juta tahun," bebernya.
Harry menjelaskan, wilayah Bumiayu ke utara sampai Tegal dulunya merupakan pantai timur dari Pulau Jawa.
Pulau ini muncul Jawa Barat dahulu, kemudian terus naik daratannya sehingga muncul Jawa Tengah dan Jawa Timur.
Sehingga dipastikan kehidupan di Bumiayu ini juga lebih tua dibandingkan dengan kehidupan yang ada di sebelah timurnya.
"Situs di Bumiayu ini menunjukkan adanya fauna tertua di Pulau Jawa, yakni periode 2 juta tahun lebih, sehingga sangat mungkin jika manusia purba yang hidup itu juga lebih tua jika dikaitkan dengan fauna tersebut," paparnya.
Diungkapkan, keberadaan Situs Bumiayu telah lama menjadi perhatian dan obyek penelitian para ahli purbakala kurun 1920-an, namun terhenti.
Saat ini kembali menjadi perhatian dengan adanya temuan-temuan fosil hewan purba dan kini juga sudah ada tanda-tanda adanya manusia purba yang fosilnya juga mulai ditemukan. (m zainal arifin)
Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Kisah Penemuan Bangunan Kuno di Galuh Timur Tonjong Brebes