Menurutnya, 50 persen kasus ketertarikan seksual genetik terjadi ketika anggota keluarga bertemu untuk pertama kalinya sebagai orang dewasa.
Karena, biasanya ada ketertarikan emosional yang kuat, yang berubah menjadi perasaan seksual.
Meskipun begitu, tidak semua ketertarikan seksual genetik berlanjut dalam tindakan seksual.
Baca: Ria Ricis Pamit - Tahan Tangis, Vlog Terakhir Akan Dihapus dalam 24 Jam : Kalian Bukan Mainan
Baca: Tujuh Hari Pameran GIIAS 2019, Mitsubishi Fuso Raih 1.101 SPK Kendaraan
Baca: Bukan Hanya Picu Penyakit, Obesitas Ternyata Sebabkan Depresi, Ini Penjelasan Ahli
"Salah satu penjelasan (yang dapat dimengerti) adalah, orang cenderung memilih pasangan yang menyerupai dirinya secara fisik dan mental. Hal ini disebut kawin asortatif," jelasnya.
Aujula mengatakan, ketika menghipnotis pasien dengan kasus hubungan sedarah, dalam tingkat bawah sadar yang mendalam umumnya mereka mengungkapkan adanya penolakan pada masa kanak-kanak.
Mereka merasakan kebutuhan untuk mencari persetujuan kekeluargaan melalui tindakan inses tersebut.
Itulah persoalan mendasar yang menjadipenyebab hubungan inses.(kompas.com/tribun-timur.com/intisari.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Lagi, Tak Bisa Tahan Nafsu, Kakak-Adik di Sulsel 3 Tahun Jalani Cinta Terlarang hingga Punya 2 Anak,