Laporan Reporter Tribun Lampung Syamsir Alam
TRIBUNNEWS.COM, GUNUNGSUGIH - Aksi tembak menembak antara Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Polres Lampung Tengah menyisakan kisah tersendiri bagi Bripka Imam Kohori, anggota Satresekim setempat.
Dalam video yang tersebar cepat melalui media sosial, tampak lelaki yang pada saat aksi baku tembak mengenakan celana panjang abu-abu, tampak di barisan terdepan berhadapan dengan Abdul Lahab.
Imam Kohori merupakan satu dari empat anggota Satreskrim Polres Lamteng yang berada di dalam mobil Avanza hitam BE 1339 GF yang digunakan untuk mencegat mobil Abdul Lahab di Jalinsum Bandarjaya tepat di depan Mapolsek Terbanggi Besar, Minggu (4/8/2019), sekitar pukul 16.30 WIB.
Bersama Bripka Weli dan dua orang penyidik Brigadir Hamdani dan Bripda Panca, mereka berusaha mencegat mobil Honda Jazz putih BE 2223 NN yang dikendarai Abdul Lahab.
Baca: Mengenal Sosok Bripka Imam Kohori, Anggota Reskrim Polres Lamteng yang Baku Tembak dengan Begal
Baca: Live Streaming Indosiar PSIS vs Persipura Liga 1 Pukul 18.30 WIB, Berikut Susunan Pemain
Baca: Gus Kamil Akui Banyak PIhak Inginkan Mbah Moen Dimakamkan di Rembang
Baca: Wayne Rooney Kembali ke Inggris Dua Klub Burnley dan Derby County Siap-siap Buka Pintu
Sampai di depan Polsek Terbanggi Besar, Avanza mencegat Honda Jazz yang dikendarai pelaku.
Saat keduanya sempat memegang bahu pelaku, seketika mereka berlari melindungi diri saat pelaku tiba-tiba mencabut pistol yang ada di sakunya dan melepaskan tembakan secara membabi buta.
Imam tampak berada di samping mobil yang tim kendarai dan terus melepaskan tembakan.
Akibat tembakan itu lah, diduga Abdul Lahab terkena timah panas di bagian bahu dan pahanya.
Perlawanan yang dilakukan pelaku Abdul Lahab, membuat Imam tetap bertahan di posisinya dalam beberapa saat sebelum akhirnya memilih untuk mundur menjauh.
"Karena amunisi kita habis. Yang bawa pistol hanya saya dan Bripka Weli, sementara dua orang lainnya tidak membawa senjata (api)," terang Bripka Imam Kohori, Senin (6/8/2019).
Imam mengatakan, ia dan tim berusaha mencegat laju Abdul Lahab, namun karena mempertimbangkan situasi saat itu yang ramai warga dan pengendara mobil di jalur utama, anggota Tekab 308 memilih untuk mundur.
"Kami berusaha semaksimal mungkin menahan pelaku yang pada saat itu terus menembak. Sesuai SOP, kami lebih memilih keselamatan orang banyak, sehingga dengan sangat terpaksa karena amunisi habis, melihat pelaku membawa mobil kami," tandasnya.
Dalam aksi bak film laga itu, Imam mengatakan, apa yang dialaminya adalah bagian dari risiko setiap pekerjaan.