Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, mengatakan kontak senjata di Deiyai, Papua merupakan upaya provokasi KKB.
Baca: Identitas Korban Kontak Senjata di Deiyai Papua, Satu Anggota TNI Tewas, 3 Anggota Polri Luka-luka
Baca: Korlap Aksi Massa yang Bentrok di Asrama Mahasiswa Papua di Surabaya Jadi Tersangka
"Ya memang ada. Jadi yang sering saya katakan, itu memang poros gerakan politiknya sedang masif."
"Karena yang kemarin saya juga katakan bahwa ada ruang gerak yang sangat ditakutkan oleh kelompok bersenjata maupun poros politik dengan pembangunan yang masif di Papua," jelas Moeldoko di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu.
Lebih lanjut, Moeldoko meminta aparat keamanan untuk tidak emosional menghadapi KKB, juga tak terpancing provokasi.
Ia mengkhawatirkan jika sampai terpancing provokasi, tindakan menjadi tidak terkontrol.
"Karena nanti kalau kita ikut larut dalam emosi itu maka langkah-langkah tindakan menjadi tidak terkontrol."
"Memang sengaja provokasi untuk itu, tujuanya apa, agar kita melakukan tindakan."
"Apalagi TNI-Polri, itu sungguh sangat diharapkan. Ada korban baru (berita) digulirkan itu," tutur Moeldoko.
3. Imbauan Polri
Terkait kontak senjata di Deiyai, Papua, Polri mengimbau masyarakat untuk tidak terprovokasi.
"Terus mengimbau masyarakat melalui tokoh-tokoh masyarakat, kemudian melalui pemda setempat, untuk tidak terprovokasi terhadap pasukan-pasukan, sekelompok orang yang akan memanfaatkan situasi seperti terjadinya kericuhan, dan tindakan anarkistis lainnya," imbau Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, Rabu.
Baca: Kontak Senjata di Papua - Identitas Korban dari TNI dan Polri hingga Kondisi Terkini
Baca: UPDATE Baku Tembak di Deiyai, Papua, Kondisi Terkini hingga Seorang Anggota TNI AD Tewas
Ia mengungkapkan saat ini aparat keamanan tengah berupaya mengendalikan massa dan menjaga situasi agar tetap kondusif.
4. Kronologi versi Polri
Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri, Brigjen Pol Dedi Prasetyo, menuturkan aksi unjuk rasa digelar Rabu pagi di halaman Kantor Bupati Deiyai untuk menuntut bupati menandatangani referendum.