News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Rusuh di Papua

Sepuluh Senjata Api Jenis SS1 V2 Dirampas Massa saat Aksi Kontak Senjata di Deiyai Papua

Penulis: Sinatrya Tyas Puspita
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Massa demonstran saat merangsak ke halaman DPRD Mimika, Papua, Rabu (21/8/2019).

Sepuluh Pucuk Senjata Api Jenis SS1 V2 Dirampas Massa saat Aksi Kontak Senjata di Deiyai Papua

TRIBUNNEWS.COM - Aksi unjuk rasa ribuan massa terjadi di Wagethe, Ibukota Deiyai, tepatnya di halaman Kantor Bupati Deiyai Papua, pada Rabu (28/8/2019). 

Kapendam XVII Cendrawasih, Letkol Eko Daryanto mengatakan, aksi itu menewaskan seorang anggota TNI akibat terkena panah.

Selain menewaskan anggota TNI dengan panah, ternyata 10 pucuk senjata api jenis SS1 V2 lenyap dirampas massa.

"Ada yang rampas senjata api milik anggota di lapangan, 10 pucuk hilang," ujar Kapendam XVII Cenderawasih Letkol Eko Daryanto.

Perampasan senjata terjadi saat massa menyerang aparat keamanan.

"Aparat terdesak dan massa merampas senjatanya," tambah Eko.

Sementara aparat yang tewas dan terluka serta demonstran yang terluka sudah dievakuasi dari lokasi kejadian menuju Paniai.

"Telah tiba di RSUD Paniai, korban dari demonstrasi bertema rasisme di wilayah Distrik Waghete Kab. Deiyai," ujarnya.

Baca: Kronologi Kontak Senjata di Deiyai Papua hingga Sebabkan Satu Anggota TNI Gugur

Baca: UPDATE Baku Tembak di Deiyai, Papua, Kondisi Terkini hingga Seorang Anggota TNI AD Tewas

Adapun identitas korban berasal dari 2 institusi yaitu dari TNI dan Polri sebagai berikut.

1. Identitas Anggota TNI

a. TNI Serda Ricson (meninggal dunia dengan luka bagian kepala terkena senjata tajam/sejenis parang dan luka panah pada bagian kepala)

b. Sertu Sunendra (luka akibat terkena panah pada bagian pantat dan punggung sebelah kanan)

c. Serka Arif Y (luka akibat senjata tajam/sejenis parang di bagian kepala dan pelipis)

2. Identitas Anggota Polri

a. Bripda Dedi (luka akibat terkena panah pada bagian leher)

b. Bripka Rifki (luka akibat terkena panah pada bagian tangan kiri)

c. Barada Akmal (luka akibat terkena panah di bagian punggung belakang).

"Direncanakan besok akan di evakuasi ke Nabire atau Timika menggunakan Pesawat terbang atau pun Helikopter," kata Eko Daryanto.

Aksi unjuk rasa di Deiyai hari ini adalah yang kedua kalinya.

Sebelumnya aksi yang sama berlangsung 24 Agustus 2019 lalu yang diikuti ribuan massa.

Bahkan massa sempat mengibarkan bendera bintang kejora (simbol Papua Merdeka) ditengah lapangan.

Massa menuntut Bupati Paniai menantangani persetujuan akan Refrendum di Papua.

Baca: Soal Kerusuhan di Papua, Moeldoko: Kami Bermain di Batas Psikologi, Tidak Boleh Emosional

Kronologi

Mabes Polri mengonfirmasi tewasnya seorang personel TNI Angkatan Darat dalam baku tembak di Deiyai, Papua, Rabu (28/8/2019).

Melansir Kompas.com, lima personel Polri juga dilaporkan terluka.

"Satu anggota TNI AD gugur dan ada tambahan lima anggota Polri terluka (akibat) panah," ujar Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen (Pol) Dedi Prasetyo ketika ditemui di Hotel Mercure Ancol, Jakarta Utara, Rabu (28/8/2019).

Baca: Soal Kerusuhan di Papua, Moeldoko: Kami Bermain di Batas Psikologi, Tidak Boleh Emosional

Baca: Terungkap Identitas Anggota TNI yang Tewas Dipanah Pengunjuk Rasa di Kabupaten Deiyai Papua

Dedi menuturkan, peristiwa bermula dari unjuk rasa yang diikuti sekitar 150 orang.

Mereka meminta bupati menandatangani persetujuan referendum.

Aparat sempat berhasil melakukan negosiasi.

Namun, tiba-tiba massa dalam jumlah yang lebih banyak datang dari segala penjuru sambil membawa senjata tajam.

Baca: Fakta dan Kronologi Kontak Senjata di Deiyai Papua, Massa Tuntut Referendum, Hingga Korban dari TNI

Baca: Kontak Senjata di Deiyai Papua, Jenazah Serda Rikson, Anggota TNI yang Gugur Dievakuasi ke Nabire

Mereka menyerang aparat, baik TNI maupun Polri yang sedang melakukan pengamanan.

Terjadi pula kontak tembak antara aparat dengan kerumunan massa yang baru datang tersebut sehingga menyebabkan seorang personel TNI gugur.
Sementara, soal enam warga yang dikabarkan turut menjadi korban tewas, Dedi mengatakan, informasi itu belum dapat dikonfirmasi.

Baca: Ricuh Aksi Unjuk Rasa di Papua, 1 TNI Tewas, Massa Rampas 10 Senjata Laras Panjang Aparat

Sebab, akses komunikasi di Papua sedang sulit.

"Info tersebut belum dapat diklarifikasi dan konfirmasi kebenarannya," ujar dia.

Hingga Rabu malam waktu setempat, aparat keamanan dan pemerintah daerah setempat berupaya maksimal untuk menjaga situasi agar kondusif.

(Tribunnews.com/Sinatrya/Kompas.com)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini