TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG-- Penyelidikan kasus pembunuhan bapak dan anak di Cidahu belum mencapai titik akhir.
Polisi masih menyelidiki kasus tersebut, terlebih dua pembunuh bayaran yang disewa pelaku, Aulia Kesuma alias AK belum tertangkap.
Saat mengeksekusi Edi Chandra alias Pupung Sadili dan Pradana alias Dana, Aulia Kesuma dibantu empat pembunuh bayaran dan anak kandungnya, Geovanni Kelvin alias KV.
Hubungan Geovanni Kelvin dan Aulia Kesuma sempat menjadi sorotan sebab ada perbedaan usia yang tak lumrah antara keduanya bila statusnya anak-ibu.
Aulia Kesuma disebut berusia 35 tahun sementara Geovanni Kelvin 25 tahun.
Baca: Jadwal Liga Spanyol 2019 Pekan ke-3: Barcelona Masih Tanpa Messi
Baca: Jelang Persib Bandung Bandung vs PSS Sleman Liga 1 2019: Pemain Super Elja Membelot ke Maung Bandung
Baca: Misteri Pria Berlumur Darah Mampir ke Warung di Limo Akhirnya Terkuak, Ternyata Seorang Pembunuh
Kemudian, Aulia Kesuma mengaku Geovanni Kelvin adalah keponakannya.
Kebohongan Aulia Kesuma tak sampai di situ, ia juga sempat mengaku Geovanni kelvin adalah adik tirinya.
Melansir dari Tribun Jakarta, Kepala Polres Sukabumi AKBP Nasriadi dalam konferensi pers di Palabuhanratu, Sukabumi, Rabu (27/8/2019) mengatakan Aulia Kesuma memberikan keterangan yang berubah-ubah.
"Saudari AK pernah mengakui bila KV itu keponakannya, AK pernah mengaku bila KV itu anaknya, AK pernah mengakui KV sebagai adik tirinya," katanya.
Dia mengatakan semua keterangan dari Aulia Kesuma tetap diterima.
Namun nanti pihaknya juga akan meminta keterangan Geovanni Kelvin yang saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Pertamina Jakarta.
"Kami juga akan mengecek KV dalam data kependudukan dan catatan sipil, siapa orangtuanya KV. Kami akan proses terus perkaranya," kata dia.
Dalam konferensi pers tersebut, Aulia Kesuma kemudian mengklarifikasi usia dan tahun lahirnya.
Ia mengatakan ada kesalahan penulisan tahun lahir saat ia membuat KTP setelah menjadi mualaf.
Aulia Kesuma menjelaskan dirinya bukan lahir di tahun 1984 melainkan 1974.
"Ada kesalahan saat pengurusan menjadi mualaf dalam pembuatan KTPnya. Harusnya tahun lahir 1974 bukan tahun 1984," jawab AK saat ditanya Kapolres Sukabumi AKBP Nasriadi di depan para awak media.
Saat ditanya mengenai status Geovanni Kelvin, Aulia Kesuma langsung menjawab bila Geovanni Kelvin sebagai anak kandung dari suami sebelumnya.
Dia juga mengatakan saat ini mantan suaminya juga masih hidup.
"Ia anak kandung dari suami sebelumnya," ucap Aulia Kesuma menjawab pertanyaan Nasriadi.
Kebohongan Aulia Kesuma tak hanya itu, ia sempat berkelit ketika dicurigai.
Baca: Tak Sadar 3 Putranya Telah Dibantai Saminah, Misem Tiap Tahun Selalu Memasakkan Makanan Lebaran
Baca: Aulia Kesuma Wanita Cantik Keibuan Tapi Sadis, Habisi Suami dan Anak Tiri Demi Bayar Utang
Awalnya, Polres Sukabumi mendapat laporan ada mobil yang terbakar di Cidahu.
Polisi mendapat beberapa hal ketika melakukan olah TKP.
"Pada saat olah TKP ada beberapa hal yang kita dapatkan seperti identitas mobil dan lain-lain, ditambah dengan kesaksian masyarakat," ucap Nasriadi, seperti yang dikutip dari Kompas TV yang diunggah pada 28 Agustus 2019.
Kemudian, polisi menyimpulkan bahwa dua jasad yang ada di mobil itu sudah meninggal sebelum dibakar.
Setelah itu, polisi mendapat petunjuk yang mengarahkan pada seseorang yang terlibat dalam kasus pembunuhan bapak-anak itu.
"Kurang dari 24 jam, kita berhasil menangkap AK," ujarnya.
Ketika dimintai keterangan, Aulia Kesuma tak mengakui perbuatannya.
Namun, ia tidak bisa berkutik ketika polisi mengeluarkan bukti telak.
"Pada saat proses penangkapan AK tidak mengakui tapi pada saat kita tunjukkan bukti yang kita miliki, dia tidak bisa melakukan apa-apa. Dan mengakui apa yang sebenarnya terjadi," ucapnya.
Meski begitu, polisi belum bisa memaparkan bukti telak tersebut sebab penyelidikan masih berlanjut.
Gunakan Jasa Pranormal
Sebelum menyewa pembunuh bayaran, Aulia Kesuma (35) ternyata sempat menempuh upaya lain.
Untuk mempengaruhi suaminya, Edi Chandra alias Pupung Sadili (54), Aulia Kesuma terlebih dahulu menyewa jasa paranormal.
Adapun Aulia Kesuma melakukan hal tersebut dengan harapan agar Pupung Sadili membuka pintu hati menjual rumah di Lebak Bulus.
"(Aulia Kesuma sempat) meminta bantuan kepada paranormal tapi gagal," ujar Kapolres Sukabumi, AKBP Nasriadi, dalam konferensi persi di Palabuhanratu, Rabu (28/8/2019) petang.
Saat itu, Aulia Kesuma memang terlilit utang sebesar Rp 10 miliar.
Utang itu harus dibayarkan ke dua bank dan satu kartu kredit.
Rinciannya, utang Aulia Kesuma adalah Rp 7 miliar ke satu bank, Rp 2,5 miliar ke bank lain, kemudian Rp 500 juta utang kartu kredit.
Baca: Bongkar Praktik Pungli, Guru Honorer Rumini Kini Jadi Pengangguran dan Kesulitan Keuangan
Baca: Jelang Persib Bandung Bandung vs PSS Sleman Liga 1 2019: Pemain Super Elja Membelot ke Maung Bandung
Di salah satu bank, utang itu ternyata atas nama Aulia Kesuma dengan suaminya.
Untuk membayar utang tersebut, Aulia Kesuma menginginkan suaminya menjual rumah.
Utang ke bank itu awalnya digunakan untuk usaha, namun tak ada yang berjalan baik.
"Makanya pelaku AK (Aulia Kesuma) ini terlilit utang. Setiap bulannya harus membayar Rp 200 juta," kata Nasriadi dikutip TribunJabar.id dari Kompas.com, Kamis (29/8/2019).
Permintaan Aulia Kesuma ditolak Pupung Sadili.
Rumah tersebut adalah rumah warisan orang tua Pupung.
"Kemudian saudari AK (Aulia Kesuma) merencanakan menghabisi (pembunuhan suami dan anak tirinya, dengan mencari para eksekutor (pembunuh bayaran)," ujar Nasriadi.
Diracun
Fakta lain mengenai pembunuhan Edi Chandra alias Pupung Sadili dan anaknya, M Adi Pradana alias Dana terungkap.
Jasad keduanya ditemukan terpanggang di dalam mobil di Cidahu, Kabupaten Sukabumi, Minggu (25/8/2019).
Dana ternyata sempat diberikan minuman keras oleh Giovanni Kelvin alias K (25) saat di rumahnya.
K sebelumnya disebut sebagai anak dari AK alias Aulia Kesuma.
Namun kini terungkap K adalah keponakan dari AK.
Aulia Kesuma adalah istri muda Pupung Sadili yang menjadi otak pembunuhan keji itu.
"Istri korban (AK) menyuruh anaknya (keponakannya) si K itu untuk memberi minuman keras kepada korban dengan inisial D," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono, di kantornya, Jakarta Selatan, Selasa (27/8/2019).
Setelah diberi minuman keras itu, D mabuk.
D lalu tidak sadarkan diri.
"D enggak sadar, kemudian dibekap," ujar Argo dikutip TribunJabar.id dari Kompas.com.
Sementara itu, ayahnya, Pupung Sadili, dibunuh dengan cara diracun lewat minuman yang diberikan oleh S dan A.
S dan A adalah dua dari empat eksekutor alias pembunuh bayaran yang disewa oleh Aulia Kesuma.
"Tersangka A dan S ini memberikan racun kepada korban (Edi) di minunan dengan harapan langsung meninggal. Setelah dia lemas dicek enggak gerak," ujar Argo.
Sebelumnya, hal senada juga dikatakan oleh Kombes Pol Trunoyudo Wisnu Andiko, di Mapolda Jabar, Jalan Soekarno Hatta, Bandung, Selasa (27/8/2019).
Wisnu mengatakan, para eksekutor itu kemudian menghubungi Aulia Kesuma untuk ke lokasi atau ke SPBU Cirende.
Aulia Kesuma adalah istri muda Edi Chandra.
Ia diduga merupakan otak pelaku dari pembunuhan keji itu.
Untuk melancarkan aksinya, ia disinyalir menyewa empat eksekutor tersebut.
Eksekutor meminta Aulia Kesuma agar mengambil mobil yang telah berisi jenazah suami dan anak tirinya itu.
Aulia Kesuma dan keponakannya, K, kemudian mengambil mobil tersebut ke Cidahu, Minggu (25/8/2019).
Di sana, Aulia Kesuma membeli bensin.
Bensin tersebut diserahkannya pada K.
"Diduga ada masalah rumah tangga dan utang piutang," ujar Trunoyudo.
Kapolda Jabar, Irjen Pol Rudy Sufahriadi membenarkan, Aulia Kesuma merupakan istri muda dari korban, Edi.
Aulia Kesuma ternyata berperan dalam membeli bensin.
Sementara, keponakan Aulia Kesuma, K, adalah terduga pelaku yang menyiram bensin tersebut dan menyulut api.
Saat menyulut api itu, K juga terkena luka bakar.
Luka bakarnya mencapai 30 persen, karena itu dia dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Jakarta. (Fidya Alifa Puspafirdausi)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Deretan Kebohongan Aulia Kesuma Pembunuh Bapak dan Anak di Cidahu, Mengaku ketika Bukti Telak Keluar